
BANJARMASIN – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (BPBD Kalsel) memasang empat menara peringatan dini bencana atau Early Warning System (EWS) banjir di wilayah rawan genangan air, sebagai langkah antisipasi menghadapi meningkatnya curah hujan pada akhir 2025.
Kepala Bidang Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kalsel Bambang Dedi Mulyadi di Banjarbaru, Rabu, mengatakan alat tersebut bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah dipasang di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin, melengkapi sistem serupa yang sebelumnya beroperasi di Kabupaten Tabalong dan beberapa daerah lain.
“Ketika permukaan air meningkat, menara EWS akan mengeluarkan peringatan bunyi agar masyarakat dapat segera bersiap. Ini menjadi alat penting untuk mengurangi risiko korban dan kerugian,” kata Bambang.
Ia menjelaskan, sistem tersebut bekerja secara otomatis mendeteksi kenaikan permukaan air sungai melalui sensor yang terhubung dengan pusat pemantauan BPBD, kemudian mengirimkan sinyal peringatan kepada masyarakat di sekitar lokasi.
Bambang menambahkan, penguatan sistem peringatan dini ini merupakan bagian dari upaya Pemprov Kalsel dalam menindaklanjuti arahan Gubernur Kalsel H. Muhidin terkait kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi selama musim hujan.
“Melalui pemasangan EWS ini, kami ingin memastikan masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi dan penanganan dini saat debit air meningkat,” ujarnya.
Selain memperluas jaringan EWS, BPBD Kalsel juga terus mendorong pemerintah kabupaten/kota melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur strategis seperti bendungan, tabat, dan jaringan irigasi guna memperkuat mitigasi struktural.
Langkah tersebut sejalan dengan Surat Edaran Gubernur Kalsel yang meminta seluruh daerah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem yang diprediksi oleh BMKG berlangsung hingga Mei 2026, dengan puncak musim hujan pada Desember 2025.
Sementara, Pemprov Kalsel menggelar Apel Gabungan Kesiapsiagaan Bencana yang diikuti ratusan personel dari unsur TNI, Polri, BPBD, Basarnas, PMI, dan relawan bencana di halaman Kantor Gubernur Kalsel, Banjarbaru, sebagai wujud kesiapan menghadapi potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin yang memimpin langsung apel tersebut, menyatakan kegiatan itu untuk memperkuat koordinasi, meningkatkan kewaspadaan personel, serta memastikan kesiapan sarana dan prasarana, sehingga meminimalisir dampak bencana.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Syarifuddin mengungkapkan curah hujan tinggi di Kalsel diprediksi akan berlangsung hingga Mei 2026, dengan puncaknya diperkirakan terjadi pada Desember 2025.
“Apel ini menjadi langkah penting memastikan kesiapan personel, sarana, dan prasarana. Kami ingin semua bergerak cepat, tepat, dan sinergis ketika keadaan darurat terjadi,” tegas Syarifuddin.
Syarifuddin mengimbau seluruh kepala daerah se-Kalsel untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan bertindak sebagai komando tertinggi di daerah guna menghadapi musim penghujan. ant

