
TAPIN – Wacana bergabungnya Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi ke Partai Gerindra usai Kongres Projo beberapa waktu lalu mendapat penolakan dari internal Kader Gerindra di Kabupaten Tapin.
Menurut Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Tapin HM Izhar Marzuki SE, langkah Budi Arie untuk bergabung ke Partai Gerindra tetap harus dihargai sebagai hak politik setiap warga negara.
Namun, ia menegaskan partai besutan Prabowo Subianto itu bukan tempat mencari keuntungan pribadi. “Banyak kader menyampaikan agar jangan sampai ada yang masuk ke Gerindra hanya demi kedekatan dengan kekuasaan atau mencari perlindungan politik. Gerindra adalah partai kader yang berjuang untuk rakyat,” ujarnya, Jumat (7/11).
Ia mengatakan, seluruh Kader Gerindra telah digembleng langsung oleh Ketua Umum Prabowo Subianto dengan semangat pengabdian kepada bangsa.
“Kami membesarkan partai ini dengan keringat dan perjuangan. Jangan sampai kehadiran orang baru justru menciderai kepercayaan masyarakat kepada Partai Gerindra,” katanya.
Ia juga menilai langkah Budi Arie memiliki muatan pragmatis. Niat bergabung tersebut bisa dibaca sebagai upaya untuk mencari perlindungan politik pasca berakhirnya masa jabatan Presiden Joko Widodo.
“Kami melihat langkah itu penuh muatan pragmatis, seolah ingin berlindung sekaligus berharap tetap mendapat posisi penting di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo,” ucapnya.
Izhar kembali menegaskan bahwa Gerindra tetap merupakan partai yang terbuka bagi siapapun yang ingin bergabung, selama memiliki niat tulus untuk mengabdi kepada bangsa dan negara.
“Setiap warga negara yang berusia minimal 17 tahun boleh bergabung, tapi harus memahami arah perjuangan dan prinsip partai,” jelasnya.
Diketahui, penolakan terhadap rencana Budi Arie bergabung dengan Gerindra juga muncul dari sejumlah kader di berbagai daerah. Hal ini tak lepas dari rekam jejak politik Budi Arie yang belakangan menjadi sorotan publik. rds

