
BANJARMASIN – DPD SPSI Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Taman Budaya Kalsel melaksanakan pagelaran “Wayang Gung” dan “Wayang Kulit Banjar” di Panggung Bahtiar Sanderta Taman Budaya Kalsel di Banjarmasin, Jumat (7/11) malam.
Pagelaran wayang gung dan wayang kulit yang merupakan produk kearifan lokal tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Wayang sedunia tahun 2025.
Seni tradisi Kalimantan Selatan yang juga merupakan produk kearifan lokal akan mempertontonkan penampilan anak-anak muda yang peduli dengan pelestarian seni budaya Banua Kalimantan Selatan di era kemajuan teknologi saat ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Provinsi Kalsel melalui Kasi Pengembangan dan Pergelaran, Isra Biadillah, SE dalam rapat koordinasi terkait rencana pagelaran wayang tersebut, di Banjarmasin, Rabu (5/11).
Dalam pagelaran itu akan tampil “Sanggar Pringgandani (Banjarbaru) dan Sanggar Gowa Wijaya (Kabupaten Banjar ) serta Dalang Ririt bersama Sanggar Campala Riza dari Desa Barikin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) keduanya rata-rata masih muda dan profesional yang peduli dengan seni tradisi banua.
“Dua seni tradisi ini nantinya akan berkolaborasi memainkan satu jalan cerita yang berjudul “Parang Tambak” dan diharapkan akan menjadi daya tarik penonton untuk menyaksikannya, jelas Isra Biadillah.
Serikat Pemersatu Seniman Indonesia (SPSI) Korwil Kalimantan Selatan sendiri memandang bahwa kegiatan pagelaran yang akan dilaksanakan nantinya menjadi jembatan para seniman Banua dalam mengeksplorasi kemampuan seni tradisi selama ini.
“Kita berharap kepercayaan yang diberikan UPTD Taman Budaya Provinsi Kalsel dalam berkolaborasi menyelenggarakan pentas seni tradisi, nantinya bisa ditonton berbagai kalangan khususnya generasi milenial karena pertunjukan Wayang Gung dan Wayang Kulit ini juga gratis dan ada stand UMKM serta kuliner,” ujar Ketua SPSI Kalsel, Muhammad Aris, SKom, MM. ril/ani

