
BANJARMASIN – Kerugian bencana sosial terutama kebakaran pemukiman penduduk di Kalimantan Selatan hingga Oktober 2025 mencapai Rp98,620 miliar.
“Dari kerugian bencana sosial ditaksir mencapai Rp98,620 miliar itu terbesar dialami Kota Banjarmasin sekitar Rp44,3 miliar,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Selasa (4/11).
Selain itu, kata Madi (sapaan akrabnya), kerugian bencana sosial yang cukup besar dialami Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) sekitar Rp9,380 miliar, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) ditaksir Rp8,430 miliar.
Kemudian, Kabupaten Banjar sekitar Rp7,050 miliar, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sekitar Rp5,548 miliar, Kota Banjarbaru ditaksir Rp5,240 miliar dan Kabupaten Tabalong ditaksir sekitar Rp3,650 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Balangan sekitar Rp3,297 miliar, Kabupaten Tapin ditaksir Rp3,115 miliar, Kabupaten Barito Kuala (Batola) Rp2,9 miliar, Kabupaten Tanah Laut (Tala) Rp1,935 miliar, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) Rp1,9 miliar dan Kabupaten Kotabaru sekitar Rp1,875 miliar.
Akibat bencana kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel hingga Oktober 2025 itu, sebut Madi, menyebabkan 588 kepala keluarg (KK) atau 1.676 jiwa kehilangan tempat tinggal dan enam orang diantaranya meninggal dunia dan empat luka-luka.
Keenam orang korban meninggal dunia itu yakni empat orang di Kota Banjarmasin dan masing-masing satu orang di Kabupaten HST dan Kabupaten HSU.
Akibat kebakaran pemukiman penduduk tersebut juga menyebabkan 393 buah rumah mengalami kerusakan berat, 117 rumah rusak sedang dan 105 rumah rusak ringan.
Dalam kesempatan itu, Madi mengimbau masyarakat Kalsel yang bermukim di kawasan kumuh dan rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadan guna mengurangi resiko bencana, terutama kebakaran pemukiman penduduk. ani

