Mata Banua Online
Jumat, Oktober 31, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Awas, Stres Kronis Bisa Picu GERD, Peradangan, hingga Autoimun

by Mata Banua
30 Oktober 2025
in Mozaik
0
D:\2025\Oktober 2025\31 Oktober 2025\11\Halaman 1- 11 Jumat\awas.jpg
(foto:mb/web)

Setiap kali merasa tertekan, banyak orang mengeluh perutnya ikut “rewel”. Kadang terasa perih, kembung, atau tiba-tiba maag kambuh tanpa alasan jelas.

Ternyata, keluhan itu bukan kebetulan. Stres memang bisa menimbulkan reaksi nyata pada tubuh, bahkan memicu berbagai penyakit bila dibiarkan terus-menerus.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\31 Oktober 2025\11\Halaman 1- 11 Jumat\ini dia.jpg

Ini Dia Orang-orang yang Sebaiknya Rutin Minum Air Kelapa

30 Oktober 2025
D:\2025\Oktober 2025\31 Oktober 2025\11\Halaman 1- 11 Jumat\6 minuman.jpg

6 Minuman Manis yang Ternyata Sehat dan Penuh Nutrisi

30 Oktober 2025

Psikolog dari Tabula Rasa, Arnold Lukito, menjelaskan bahwa otak dan sistem pencernaan memiliki hubungan yang sangat erat lewat apa yang disebut gut-brain axis atau sumbu otak-usus.

“Keduanya berkomunikasi melalui saraf dan hormon. Saat seseorang stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang bisa mengacaukan sistem pencernaan,” kata Arnold saat dihubungi CNNIndonesia.com, kemarin.

Dampaknya, produksi asam lambung meningkat, gerakan usus menjadi tidak teratur, dan timbullah gejala seperti perut kembung, nyeri ulu hati, atau bahkan kambuhnya penyakit seperti maag dan GERD.

“Sistem imun ikut terganggu. Tubuh jadi lebih rentan infeksi, peradangan, dan pada orang dengan kerentanan genetik, bisa memicu penyakit autoimun,” jelas Arnold.

Senada dengan itu, peneliti dari Health Collaborative Center, Ray Wagiu Basrowi, juga menegaskan bahwa stres punya kaitan kuat dengan kesehatan pencernaan.

“Otak dan usus berkomunikasi dua arah lewat saraf vagus dan hormon. Ketika stres, sinyal dari otak membuat produksi asam lambung meningkat dan keseimbangan bakteri usus terganggu,” kata dia.

Akibatnya, keluhan seperti kembung, sembelit, nyeri perut tanpa sebab, hingga gangguan mood seperti cemas dan depresi bisa muncul bersamaan.

“Banyak penelitian menunjukkan stres kronis dapat mengubah mikrobiota usus dan memicu peradangan sistemik,” tambah Ray.

Karena itu, menjaga kesehatan mental sejatinya sama pentingnya dengan menjaga pola makan. Kuncinya ada pada keseimbangan tubuh dan pikiran.

Jadi, lain kali saat perut terasa ‘tidak beres’, mungkin bukan hanya soal makanan yang Anda makan, tapi juga pikiran yang sedang Anda pendam. Pikiran tenang, usus pun ikut sehat.

“Makan teratur, tidur cukup, olahraga ringan, dan kelola stres dengan cara yang sehat,” kata Ray. web

 

Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper