RANTAU – Ketua TP PKK Hj Faridah Yamani bersama Kepala Dinas Pendidikan Hj Irnawati dan Kepala Dinas PPPA Hj Marsidah melaksanakan safari pendidikan ke SMAN 1 Rantau, dalam rangka gerakan pencegahan perkawinan anak untuk menurunkan stunting di Bumi Ruhui Rahayu, Senin (6/10).
Ketua PKK Tapin Hj Faridah Yamani menyampaikan, generasi muda adalah tulang punggung bangsa yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa agar menjadi lebih baik.
“Di era globalisasi ini, kebebasan bergaul dari segala aspek di anggap menjadi hal yang lumrah. Banyak remaja bahkan anak-anak yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas dengan perilaku yang berlebihan dan menyimpang, serta melanggar aturan atau norma agama yang ada di masyarakat,” ucapnya.
Ia pun memberikan beberapa contoh pergaulan bebas, seperti mabuk-mabukan, menggunakan narkoba, merokok, balapan liar, tawuran, bahkan seks bebas yang berakibat pada kehamilan di luar nikah dan perkawinan di usia anak.
Faridah Yamani mengungkapkan, tingginya angka perkawinan anak di Indonesia sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Indonesia menempati posisi ke-2 di ASEAN dan posisi ke-7 di dunia sebagai negara dengan angka perkawinan anak paling tinggi.
“Kabupaten Tapin sendiri berada di posisi ke-4 tertinggi dari 13 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Ia mengatakan, perkawinan anak tersebut akan memberikan dampak terhadap anak laki-laki maupun perempuan. Namun, anak perempuan akan lebih rentan mengalami kondisi yang tidak menguntungkan, seperti putus sekolah, hamil pada usia anak yang berpotensi menyumbang terjadinya komplikasi pada kesehatan reproduksi, angka kematian ibu dan bayi, gizi buruk, stunting, pekerja anak, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perceraian, hingga berujung pada pemiskinan perempuan secara struktural.
“Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, karena anak akan kehilangan hak-hak mereka yang seharusnya dilindungi oleh negara, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya,” katanya.
Ketua PKK pun berpesan dan meminta kepada para pelajar agar menjaga nama baik keluarga dan sekolah, serta menjadi generasi muda yang dapat membanggakan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
“Jadilah siswa-siswi yang berprestasi dan hindari pergaulan bebas, termasuk perkawinan anak yang hanya bisa merusak masa depan kalian. Setiap waktu yang berputar tidak akan kembali seperti semula. Waktu itu bagaikan pedang yang runcing dan tajam, apabila kalian menyia-nyiakannya maka akan melukai dan membunuh kalian sendiri. Aktivitas yang dilakukan saat ini akan menentukan masa depan kalian dan bangsa ini,” pungkasnya. her
