
BANJARMASIN – Berdasarkan data Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan hingga triwulan III (Januari-September) telah terjadi 87 kali bencana alam meliputi banjir, tanah longsor dan angin ribut atau angin puting beliung di Kalsel.
“Hingga triwulan III 2025 dari 87 kali bencana alam di Kalsel didominasi bencana angin puting beliung sebanyak 44 kali,” kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Muhammad Farhanie melalui Kabid Penanganan Bencana, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Minggu (5/10).
Menurut Madi (sapaan akrabnya) dari 44 kali bencana angin puting beliung tersebut terbanyak terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) sebanyak 15 kali disusul Kabupaten Banjar mencapai 10 kali dan Kota Banjarmasin tujuh kali.
Selain itu, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) lima kali, Kabupaten Barito Kuala (Batola) tiga kali, Kota Banjarbaru dua kali dan masing-masing satu kali di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) dan Kabupaten Tanah Laut ( Tala).
Sementara itu, hingga triwulan III 2025 telah terjadi 31 kali bencana banjir dan terbanyak di Kabupaten Banjar tujuh kali, Kabupaten Batola lima kali, Kabupaten HST dan Kabupaten Tapin masing-masing empat kali.
Kemudian, Kabupaten HSU tiga kali, Kabupaten HSS dan Kabupaten Tala masing-masing dua kali serta masing-masing satu kali di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Sedangkan kasus tanah longsor ada 12 kali, terbanyak di Kabupaten Banjar empat kali, Kabupaten HSS dan Balangan masing-masing tiga kali serta Kota Banjarmasin, Banjarbaru dan Kabupaten Tapin masing-masing satu kali.
Ketika ditanya korban terdampak bencana alam tersebut, Madi menyebutkan jumlah masyarakat yang terdampak bencana alam tersebut sebanyak 67.868 kepala keluarga (KK) atau 190.303 jiwa dan dua orang meninggal dunia masing-masing di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.
Korban terdampak bencana alam terbanyak berada di Kabupaten Banjar mencapai 37.200 KK atau 106.901 jiwa, disusul Kabupaten Batola 10.372 KK atau 25.157 jiwa dan Kabupaten HSU tercatat sebanyak 8.790 KK atau 25.555 jiwa.
Menyinggung rumah yang terdampak bencana alam, Madi menyebutkan tercatat ada lima rumah rusak berat, 123 buah rusak sedang dan 68.407 buah rumah rusak ringan.
Sementara itu, kerugian akibat bencana alam tersebut diasumsikan sekiar Rp129,882 miliar, terbanyak dialami Kabupaten Banjar mencapai Rp76,214 miliar, disusul Kabupaten Tala sekitar Rp21,046 miliar.
Kemudian, Kabupaten Batola sekitar Rp13,762 miliar, Kabupaten HSU ditaksir Rp11,688 miliar, Kabupaten HST sekitar Rp1,832 miliar, Kabupaten HSS ditaksir Rp1,540 miliar, Kabupaten Tapin Rp1,408 miliar dan Kota Banjarbaru ditaksir Rp1,102 miliar. ani

