
RANTAU,- Ribuan jemaah dari berbagai daerah di Kalimantan hadiri prosesi Baayun Maulid dalam rangka memeriahkan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW bertempat di Masjid Al Mukarramah Desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin, Sabtu (06/09).
Tahun ini, kegiatan dihadiri HM Rasyid Ridha dari Gambut Kabupaten Banjar sebagai penceramah dan dihadiri Gubernur Kalsel yang diwakili Sekda Provinsi Kalsel M Syarifuddin.
Turut hadir Wakil Bupati Tapin H Juanda, Ketua DPRD Tapin Achmad Riduan Syah, Sekda Tapin H Sufiansyah, Kapolres Tapin AKBP Weldi Rozika dan penceramah Tuan Guru H Muhammad Rasyid Ridho. ketua Tim Penggerak PKK Tapin Hj Faridah Yamani, Staf Khusus Bupati, Tenaga Ahli Bupati serta Para Kepala SKPD Lingkup Tapin.
Mengangkat tema, Dengan Sholawat, Bersatu Ummat. Mendapat Syafa’at, Dunia Dan Akhirat. Kegiatan peringatan maulid tahun ini dirangkai dengan lomba adzan, lomba busana muslim, tari rudat kreasi, lomba syair maayun anak.
Peringatan maulid nabi di desa Banua Halat, ini menjadi pusat perhatian dimana ribuan jemaah dari berbagai daerah hadir dalam tradisi Baayun Maulid yang telah diwariskan turun-temurun.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Syarifuddin, mewakili Gubernur Kalsel, menegaskan bahwa Baayun Maulid. bukan sekadar simbol, melainkan wujud integrasi antara nilai keagamaan dan budaya lokal.
“Tradisi ini mencerminkan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus doa agar anak-anak yang diayun tumbuh sehat, berakhlak mulia, dan dalam lindungan Allah,” ujarnya.
Dikatakan M Syarifuddin, kekayaan budaya semacam ini memperlihatkan nilai kebersamaan dan memperkuat identitas masarakat Banua. Melalui peringatan ini, kecintaan terhadap Rasulullah semakin hidup dan penuh makna dirangkai proses baayun menyatukan semua kalangan, baik itu yang tua dan muda hingga bayi,” tambahnya.
Sementara itu Bupati Tapin, H Yamani, menyebut gelaran tahunan ini telah menjadi ikon daerah dan mulai menarik perhatian luar Tapin, karena kegiatan ini sudah menjadi agenda rutin tahunan setiap 12 rabiul awal atau yang dikenal peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Panitia pelaksana, Ahmad Suriansyah dalam laporannya mengatakan, sebanyak 3.160 orang resmi terdaftar mengikuti prosesi Peserta tidak hanya berasal dari Kalsel, melainkan juga luar daerah, termasuk Tangerang, Banten.
Adapun peserta tertua adalah Arfah, warga Desa Banua Halat, berusia 96 tahun. Sementara yang termuda adalah bayi berusia 21 hari, Siti Aisah dari Desa Banua Hanyar Hulu.
“Dari balita, remaja, dewasa hingga lansia, serta warga yang jauh dari Tapin semua menyatu ikut dalam ayunan maulid Nabi Muhammad SAW di Halaman Masjid Al Mukarramah Desa Banua Halat dengan hikmat,” ungkapnya.
Penceramah Tuan Guru H Muhammad Rasyid Ridho yang turut hadir menekankan, peringatan maulid bukan hanya perayaan lahirnya Rasulullah, tetapi momentum memperdalam keteladanan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi Baayun Maulid sendiri memiliki daya tarik unik peserta duduk diayun dalam ayunan berhiaskan kain warna-warni, diiringi pembacaan syair maulid dan doa. Simbolisasi ini diyakini masyarakat sebagai ungkapan cinta sekaligus doa atau hajat yang dikabulkan.{[her/mb03]}

