
AMUNTAI – Guna membahas langkah-langkah konkret revitalisasi Polder Alabio, Bupati dan Wakil Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) H Sahrujani dan Hero Setiawan melaksanakan pertemuan strategis dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III, Kamis (13/3).
Pertemuan di Kantor Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan ini di antaranya di hadiri Dirjen Lahan dan Irigasi Pertanian Kementan Dr Husnain MP MSc, Direktur Konservasi Lahan dan Pengembangan Sumber Air Pertanian Kementan Dr Asmarhansyah SP MSc, Asisten Intelejen Kepala Staf Kostrad sekaligus Korlap Wilayah Kalimantan untuk program swasembada pangan nasional Brigjen Putra Widyawinaya SH MPM, dan Kepala BWS Kalimantan III I Putu Eddy Purna Wijaya ST MT.
Dalam diskusi tersebut, Bupati HSU H Sahrujani menyoroti urgensi revitalisasi Polder Alabio yang selama ini menjadi garda terdepan dalam pengendalian banjir, serta sumber utama irigasi bagi 6000 ha lahan pertanian.
Sejalan dengan visi misinya mewujudkan Hulu Sungai Utara sebagai pusat agrominapolitan penopang logistik Kalimantan Selatan, maka besar harapan Sahrujani untuk menghidupkan dan memaksimalkan fungsi Polder Alabio ini.
Ia optimistis dengan adanya sinergi antara pemerintah daerah, BWS Kalimantan III, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Kementerian Pertanian, Polder Alabio dapat kembali berfungsi optimal dan memberikan manfaat bagi ketahanan pangan, pengelolaan banjir, serta meningkatkan perekonomian masyarakat Bumi Agung.
“Kami berharap dengan revitalisasi Polder Alabio ini, Kabupaten HSU bisa menjadi bagian dari Program Cetak Sawah yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian. Dengan target 500.000 ha untuk Kalimantan Selatan, maka dengan adanya Polder Alabio ini kami siap menyediakan lahan” ujar bupati.
Wabup HSU Hero Setiawan menambahkan, permasalahan yang saat ini dihadapi adalah gulma susupan gunung atau Rumput Jablai.
Menurutnya, hal itu cukup sulit di tangani karena pertumbuhan dan perkembangan gulma ini tergolong cepat dan tidak bisa dibakar, karena bibitnya akan tambah menyebar dan akarnya pun juga cukup kuat. Cara paling tepat membersihkannya dengan menggunakan alat berat.
“Saat ini, Hulu Sungai Utara memiliki empat unit ekskavator ampibi yang siap diturunkan untuk membersihkan wilayah perairan. Kami akan menggandeng semua elemen untuk menjaga infrastruktur yang sangat vital ini,” katanya.
Sementara, Kepala Balai Wilayah Sungai Kalimantan III I Putu Eddy Purna Wijaya ST MT mengapresiasi keinginan Bupati dan Wabup HSU untuk merevitalisasi Polder Alabio.
Pihaknya juga telah melakukan survei lapangan terkait Polder Alabio ini, dan memang benar permasalahan besarnya karena adanya gulma susupan gunung serta sedimentasi yang semakin tinggi.
“Revitalisasi ini membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pemerintah kabupaten, provinsi, dan kementerian. Karena ini adalah potensi yang sangat besar, BWS Kalimantan III siap mendorong langkah ini dengan membantu unit kapal penghancur gulma,” pungkasnya. suf