Perilaku akan menjadi kebiasaan jika di mulai dan terus menerus dilakukan hingga menjadi gaya hidup bagi setiap orang.
MINGGU sore, di pertengahan bulan Juni, Sungai Balangan nampak lebih ramai dari biasanya. Puluhan pemuda berkumpul dengan satu misi, kampanye tentang lingkungan.
Hari itu, genap menjadi 470 pohon ditanam di sepanjang bantaran sungai dan 4 ton sampah berhasil diangkat dari Sungai Balangan. Hal tersebut seperti sebuah harapan di tengah kegelisah yang menyertai sekelompok pemuda yang senang menjelajah di alam.
Sebuah perkumpulan yang menamakan diri mereka Komunitas Jelajah Balangan (KJB) memiliki kegiatan yang berdampak nyata terhadap lingkungan, yaitu Babarasih Aliran Sungai Balangan (Basaruan).
Komunitas ini di bentuk pada 21 April tahun 2023 lalu, bervisi menyebar luaskan semangat dan kesadaran kepada masyarakat untuk turut menjaga lingkungan hidup di mulai dari lingkungan tempat tinggal.
Ketua KJB, Muhammad Annas Alfatihah menerangkan awal mula dari terbentuknya KJB dan muncul ide untuk menjalankan Program Basaruan ini.
“Kita melihat di lingkungan tempat tinggal begitu banyak sampah menumpuk di bantaran sungai, dan bahkan di hanyutkan dengan sengaja,” terangnya, kepada Jurnalis Mata Banua.
Beranjak dari situ muncullah ide bersama teman setongkrongan, untuk melakukan kegiatan pembersihan sungai dengan merekrut peserta yang berasal dari berbagai komunitas, kepemudaan hingga pecinta alam.
Ide mereka ini pun sempat di pertanyakan tatkala mereka mulai merekrut rekan untuk menjalankan program ini. Karena sebelumnya di Kabupaten Balangan belum pernah ada kegiatan serupa yang melakukan pembersihan sungai.
Belum lagi di hadapkan dengan permasalahan operasional untuk penyelenggaraan program ini. Karena terbilang baru dan baru pernah di gelar tentunya tidak mudah mencari bantuan pendanaan untuk kegiatan ini.
“Kami mengalami berbagai kendala, seperti peralatan, keuangan untuk operasional hingga minimnya peminat untuk turut menjadi panitia penyelenggara,” sambungnya.
Namun, dengan bermodalkan tekat yang kuat untuk memulai hanya dengan 10 orang mereka tetap memulai tahapan demi tahapan dari mengurus perizinan hingga mempromosikan kegiatan ini.
Beruntungnya, kegiatan ini di lirik Balangan Coal melalui program Community Relations dalam rangka mengkampanyekan pemeliharaan lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Hal ini tentu sevisi dengan program tersebut, sehingga KJB selaku penyelenggara Basaruan mendapat bantuan dana segar untuk operasional kegiatan susur dan pembersihan sungai ini. Balangan Coal pun secara konsisten membantu kegiatan mereka hingga di tahun kedua pada 2024 ini.
Dampak yang diberikan terhadap lingkunganpun terbilang memuaskan bagi mereka. Mengingat di program ini tidak hanya melakukan pembersihan aliran sungai saja, melauikan juga di isi dengan kampanye lingkungan oleh panitia melalui perahu dengan pengeras suara di bantaran sungai yang terdapat pemukiman warga.
Juga melakukan penanaman pohon di lokasi-lokasi yang dianggap perlu di lakukan penghijauan kembali. Sesekali gelak tawa riuh mengiringi setiap kegiatan mereka baik sembari memungut sampah maupun saat penanaman pohon.
“Pada kegiatan kedua tahun 2024, kami mengalami berbagai peningkatan hasil,” ucap Annas.
Para peserta saat dalam pengarungan sungai, menggunakan ban dalam trailer yang di pompa dan di rakit sedemikian rupa dengan di bekali beberapa buah karung untuk menampung sampah yang mereka kumpulkan.
Tercatat melalui kegiatan Basaruan ini, mereka berhasil melakukan pengurangan sampah baik hanyut, tenggelam hingga di bantaran sungai sebanyak 4 ton lebih. Dengan rincian 1,2 ton di tahun 2023 dan 3,8 ton di tahun 2024.
Adapun untuk pohon yang sudah di tanam sebanyak 470 pohon, dengan rincian 70 pohon di tahun 2023 sedangkan 400 lagi di kegiatan Basaruan tahun 2024, yang mana 150 pohon diantaranya di serahkan ke sejumlah Desa yang di lewati pada kegiatan tersebut.
External relation division Balangan coal group, Thaha mengapresiasi kegiatan yang di gelar sekelompok anak muda ini, karena selain dapat menginspirasi juga memberikan dampak nyata terhadap lingkungan.
Terlebih, mereka juga melakukan imbauan terhadap masyarakat di bantaran sungai saat melakukan kegiatan pembersihan sungai, sedikit banyaknya ini akan memberikan pemahaman bagi masyarakat di lingkungan bantaran sungai.
“Bantuan yang kami berikan di harap dapat membantu terselenggarakan kegiatan Basaruan,” katanya.
Sungai Balangan hari ini dan 10 tahun yang akan datang tidak akan berbeda, namun langkah dan tindakan nyata perlu di perbuat agar kelestarian lingkungan dapat terjaga.
Masa depan lingkungan sama halnya dengan masa depan manusia, jika tidak sekarang memulai hal baik itu maka tentu tidak akan mudah jika sudah semakin rusak.
Penulis: Wawan Setiawan