TABALONG sejak dulu dikenal sebagai daerah penghasil buah langsat. Sejenis buah duku namun berkulit tipis, berwarna kekuning-kuningan mendekati putih apabila telah siap panen. Langsat Tanjung orang menyebutnya, dan Tanjung sendiri merupakan nama Kelurahan yang menjadi pusat kota maupun pemerintahan di Kabupaten Tabalong.
Langsat menjadi buah ikonik Tabalong, dikarenakan rasa buahnya yang manis. Berbeda dengan langsat ataupun duku yang dihasilkan oleh daerah lainnya.
Sebagai daerah penghasil langsat dan sumber-sumber daya lainnya, seperti minyak bumi, batu bara, pertanian dan perkebunan. Tabalong awalnya, menghadapi kesulitan dalam sarana angkutan umum. Tidak banyak moda transportasi masyarakat daerah yang berseleweran di jalan-jalan.
Kondisi sebelum tahun 2014, praktis jarang terlihat angkutan umum yang melayani kebutuhan masyarakat. Kalaupun ada, kala itu kondisinya rata-rata sudah memprihatinkan dan tidak dapat dianggap layak, aman oleh kebanyakan orang.
Di jalan-jalan sekitar pusat pemerintahan pun yang terlihat berlalu-lalang umumnya kendaraan bermotor pribadi dan ojek saja. Sementara angkutan massal yang ada, mereka melayani rute trayek jarak jauh (antar kota/kabupaten luar dan dalam provinsi, antar kecamatan dalam kabupaten) dengan armada seadanya.
Selain, boleh dikatakan juga, tidak banyak investor atau kalangan swasta yang serius maupun tertarik berusaha di bidang transportasi umum masyarakat.
“Akibatnya angkutan umum lambat laun seperti hilang. Angkutan umum di Kabupaten Tabalong mengalami penurunan drastis saat itu,” kata Tumbur Parulian Manalu SSTP MT, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Tabalong, Senin (7/10) bercerita.
Kemudian yang terjadi juga adalah angka kecelakaan lalu lintas tinggi. Kecelakaan yang tinggi khususnya ada di kalangan pelajar sekolah menengah pertama dan atas, dikarenakan mereka belum waktunya diperbolehkan menggunakan kendaraan bermotor.
Selain karena tingkat inflasi di Tabalong yang berdampak pada biaya transportasi masyarakat.
Berangkat dari permasalahan yang terjadi tersebut, pada tahun 2014 Dishub Tabalong lantas mencetuskan sebuah gagasan inovasi yang diberi nama Langsat Manis – yang secara kebetulan pas dengan branding daerah penghasil Langsat Manis Tanjung, meski berakronim lain.
Langsat Manis dimaksudkan merupakan singkatan dari Layanan Angkutan Masyarakat Tabalong Nyaman dan Gratis. Tentunya dengan maksud dan tujuan memberikan pelayanan transportasi yang spesial, nyaman bagi masyarakat daerah di Bumi Saraba Kawa dalam berlalu-lintas.
Berbekal 8 (delapan) unit armada All Purpose Vehicle, Langsat Manis mulai melayani 6 (enam) trayek angkutan kota. Kemudian, seperti halnya pohon langsat yang banyak bertumbuh-kembang di Tabalong, Langsat Manis pun mengalami pembaruan angkutan kota dari tahun ke tahun, hingga armadanya kini menjadi bertambah banyak. Tidak saja berjenis APV, namun ada juga Grandmax dan Bus.
Jumlah armadanya pada tahun 2024 tercatat menjadi sebanyak 57 unit dengan 18 trayek angkutan kota dan 6 trayek perintis, serta mulai pula memberikan layanan trayek Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Jemput Dalam Provinsi (AJDP) Tanjung – Banjarbaru – Banjarmasin PP.
Berbeda sedikit dengan trayek angkutan kota yang digratiskan penuh buat masyarakat, Langsat Manis trayek AKDP dan AJDP menggunakan 10 unit armada bus (Hiace), memberikan layanan regular, door to door, serta mengenakan tarif ekonomis sesuai jarak.
Kepala Dishub Tabalong, Tumbur Parulian Manalu mengatakan, bahwasanya Inovasi Langsat Manis merupakan kegiatan unggulan berkelanjutan Pemerintah Kabupaten Tabalong dalam memberikan pelayanan transportasi yang aman, nyaman, selamat, gratis, dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah Kabupaten Tabalong,
‘Setiap hari Langsat Manis beroperasi memberikan Layanan Angkutan Gratis kepada seluruh Masyarakat Tabalong untuk berpindah tempat/transportasi. Langsat Manis ini diperuntukkan untuk masyarakat umum dan pelajar,” katanya.
Pengguna tertinggi Langsat Manis, disebutkan memang didominasi oleh para pelajar untuk berangkat ke sekolah dan pulang dari sekolahnya.
Hal inilah, menurut Kadishub, diyakini dapat meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), karena turut andil membantu meningkatkan angka Pendidikan di Tabalong. Selain sebagai salah satu upaya menekan angka inflasi, dimana layanan ini terintegrasi melayani masyarakat dalam Wilayah Kabupaten Tabalong.
Dampak dari inovasi Langsat Manis kini begitu dirasakan oleh masyarakat. Kabupaten Tabalong. Dulunya daerah ini minim dengan sarana transportasi, sekarang telah memiliki angkutan yang representatif.
Tersedianya angkutan yang representatif yang memberikan kontribusi terhadap capaian tujuan Suistainable Development Goals (SDGs), utamanya dalam hal penyediaan akses transportasi umum yang nyaman, aman, terjangkau, terintegrasi dan berkelanjutan.
Selain turut mendukung misi Kabupaten Tabalong meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kelancaran ketertiban berlalu-lintas dan angkutan, meningkatkan Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS), menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan daya beli masyarakat
Berkat keberhasilan itu pulalah, Kabupaten Tabalong selalu menjadi langganan mendapatkan Piala Anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN) Kategori Kota Kecil Tertib Lalu Lintas dan Angkutan dari Presiden Republik Indonesia. Terbaru, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menyerahkannya kepada Pj Bupati Tabalong, pada Sabtu, 7 September 2024 lalu di Jakarta.
Pj Bupati Tabalong, Hj Hamida Munawarah menyatakan bersyukur atas diraihnya kembali piala WTN Tahun 2024. Pj Bupati Tabalong juga mengapresiasi berbagai pihak yang telah mendukung terlaksananya tertib berlalu lintas dan membantu penataan transportasi publik di daerah ini.
“Ke depan kita akan terus melakukan terobosan dan pengembangan peningkatan inovasi di bidang transportasi publik, utamanya peningkatan dan pengembangan inovasi Langsat Manis,” kata Hamida. ril