MARTAPURA – Ribuan jemaah dari berbagai penjuru menghadiri peringatan Haul ke-18 KH Abdussyukur bin Badrun di kubah almarhum di Kampung Melayu Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, Senin (9/9) malam.
Peringatan haul pimpinan Pondok Pesantren Darussalam ke-8 periode 1997–2007 ini, juga dihadiri Wakil Gubernur Kalimantan Selatan H Muhidin, Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan wakilnya Habib Idrus Al Habsyi, para habaib, alim ulama, serta para guru Pondok Pesantren Darussalam Martapura.
Bupati Banjar H Saidi Mansyur mengatakan, menghadiri peringatan haul adalah wujud kecintaan jemaah.
“Mudahan-mudahan apa yang menjadi cita-cita beliau bisa dilanjutkan oleh keluarga beliau, yang tentunya kita harapkan keberkahan, semoga kita yang hadir selalu dianugerahi rahmat oleh Allah SWT,” ucapnya.
Peringatan haul ini sebut Saidi, bisa menambah ukuwah islamiah. Atas nama pemerintah daerah, Saidi juga menyampaikan ribuan terima kasih kepada keluarga almarhum, lebih khusus kepada dewan guru Pondok Pesantren Darussalam Martapura, yang sejak dulu sampai sekarang sudah menciptakan suasana yang aman, kondusif dan berakhlakul karimah, yang juga menjadi bagian misi dari pemerintah daerah.
“Kita doakan untuk guru-guru kita selalu diberikan kesehatan, kekuatan, kemudahan dan ilmu beliau yang kita pegang dalam prinsip kehidupan dimudahkan Allah SWT,” kata Saidi.
Peringatan haul diisi dengan pembacaan Surat Yasin, Maulid Diba, tausyiah agama oleh Habib Hasan Alkaf asal Surabaya Jawa Timur. Kemudian tahlil dan doa oleh KH Hasanuddin.
KH Abdussyukur dilahirkan pada malam Jumat 11 Syaban 1346 H bertepatan 8 Agustus 1928 di Desa Kampung Melayu Tengah Martapura. Beliau dikenal dengan kealiman dan sifat tawadhunya dan biasa dipanggil Ayah oleh para santri dan masyarakat.
Diantaranya guru-guru beliau, KH Anang Syarani, KH Salim Maruf, KH Husein Qodri, KH Seman Mulia yang merupakan ulama ulama besar Martapura. Juga Syekh M Yasin Al Fadani dan Syekh Ismail Al Yamani.
Beliau wafat hari Sabtu 5 Rabiul Awwal 1428 H bertepatan 24 Maret 2007. Dimakamkan berdampingan dengan guru utama beliau KH Anang Syarani Arif di Kubah Kampung Melayu Tengah. ril/dio