Bulan Maulud atau bulan Rabi‘ul Awwal kembali datang menjumpai kita, bulan yang di dalamnya ada hal yang menarik berkaitan dengan Nabi Muhammad Saw. Dimana di bulan ini menjadi tonggak permulaan Islam di jazirah Arab dengan lahirnya Nabi Muhammad Saw, seorang nabi sekaligus juruwarta Tuhan, yang menjadi awal bagi tegaknya Islam sebagai agama tauhid yang kuat dan tak terkalahkan.
Dalam bulan ini pun sesungguhnya umat Islam diajak untuk membuka kembali lembar per lembar rangkaian sejarah perjalanan Nabi Muhammad Saw, baik akhlak, kepribadian, model kepemimpinan, maupun misi dakwah yang abadi dan universalitas beliau. Perjuangan beliau dari dataran jazirah Arab yang tandus nan kering, melalui kepemimpinan mampu mereformasi kehidupan sosial, keagamaan, budaya dan politik masyarakat Arab, yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Nabi Muhammad Saw mampu mengubah kehidupan jahiliah masyarakat Arab, yang mana pada saat itu keadaan di Arab penuh dengan unsur kekerasan, kekuasaan semena-mena untuk mengejar hasrat duniawi. Dan Nabi Muhammad Saw. berhasil bisa mengubah lewat dakwahnya yang santun dan arif. Hingga lambat laun Nabi Muhammad Saw bisa menghasilkan generasi masyarakat yang berkepribadian tangguh, penuh keimanan, serta dedikatif.
Nabi Muhammad Saw lahir sebagaimana manusia umumnya. Dia menapaki kehidupan dari kanak-kanak hingga dewasa dengan perjuangan yang berkeringat dan bergelombang. Beliau mencari nafkah sebagai pedagang serta menikah dan terus berjuang hingga akhir hayat. Obituari yang terpendar dari sisi perjalanan hidupNabi Muhammad Saw ini bisa diambil sebagai cerminan bahwa manusia harus menghadapi kehidupan nyata dengan langkah konkret.
Nabi Muhammad Saw tidak pernah memenuhi kepentingan individualitasnya, melainkan terus berjuang dengan semangat dan mengabdi demi kehidupan kolektivitas. Terkait sikap perjuangan demi umat inilah, sampai menjelang wafat dan pada hembusan napas terakhirnya, terucap hanya tiga kata “ummati, ummati, ummati” (umatku, umatku, umatku). Bukan keluarga atau harta Nabi Muhammad Saw yang diratapi, tetapi justru umat beliau yang diratapi.
Mewujudkan Cinta Kasih
Hal tersebut membuktikan seluruh jiwa dan raganya sepanjang hayat hanya untuk kepentingan umat. Inilah figur manusia terpilih, yang tidak seperti manusia biasanya, (basyarun laa kal basyar). Tetapi dengan penuh kerendahatian, Al-Qur’an menggambarkan beliau sebagai manusia biasa. Tetapiyang membedakan dengan manusia lainnya, Nabi Muhammad Saw dianugerahi wahyu. Lewat ketokohan, Nabi Muhammad Saw sangat menekankan akhlak, hingga beliau menggapai tataran kemanusiaan yang tertinggi, yakni sebagai teladan moral sejati. Ketika Muhammad diangkat menjadi nabi, Nabi Muhammad Saw. memimpin dengan cinta, segenap tugas dan pengabdiannya disertai dan diarahkan dengan dan untuk mewujudkan cinta kasih.
Ajaran Islam yang diwartakan Nabi Muhammad Saw. merupakan pesan-pesan penuh kerahmatan, kesejukan, dan penyelamat bagi semesta alam. Islam memberi energi kedamaian, ketertiban, toleransi, dan kebersamaan. Pranata yang dibangun untuk mewujudkan kehidupan umat manusia yang senantiasa terjaga dan terlindungi agama, jiwa, akal, harta, dan keturunannya.
Jelas sudah, bukan Islam yang disebarkan dengan pedang atau identik dengan kekerasan, perusakan, dan penindasan. Dalam sebuah riwayat disampaikan, bahwa Nabi Muhammad Saw. begitu toleran ketika menjumpai orang-orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas keselamatan Nabi Musa dari kejaran Firaun. Nabi Muhammad Saw tidak mencegah atau bahkan dengan kekerasan saat melihat perilaku orang-orang Yahudi tersebut.
Dan ini juga menunjukkan sikap hormat pada agama lain. Sikap Nabi Muhammad Saw. inilah yang kemudian menurut al-Suyuti dalam kitabnya Al- Ni’mah Al-Kubra Ala Al-Alam fi Maulid Sayyid Wuld Adam dijadikan sebagai dalil keabsahan peringatan Maulid Nabi dengan menganalogikan peristiwa tersebut. Bagi al-Suyuthi, Maulid merupakan ungkapan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad Saw. ke muka bumi.
Spirit Perubahan
Berbagai rentetan permasalahan bangsa saat ini banyak yang menyebut karena krisis keteladanan. Para petinggi bangsa dianggap belum dapat menunjukkan teladan baik kepada masyarakat. Korupsi yang marak bukanlah penyebab, melainkan akibat dari rendahnya keteladanan pemimpin.
Demekianpun, kurangnya keteladanan yang bisa ditiru anak-anak berakibat pada meningkatnya tindak kekerasan yang dilakukan bocah usai sekolah dalam bentuk tawuran antarsekolah yang sering merenggut korban jiwa. Krisis keteladanan sedang dialami Indonesia yang membuat rakyat semakin pesimistis terhadap masa depan.
Bahkan, publik pun semakin menunjukkan sikap tidak percaya pada pemimpin dengan berbagai luapan emosional. Bangsa yang ingin maju, berdaulat, dan sejahtera membutuhkan karakter kuat. Rakyat Indonesia merupakan bangsa yang heterogen dan pluralis. Dengan kondisi bangsa yang beragam dan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, potensi menjadi unggul, berdaulat, dan berdikari, sebenarnya sangat besar.
Maka dari itu, banyak yang menyerukan agar pendidikan karakter menjadi perhatian serius dan utama dalam kehidupan berbangsa serta bernegara. Untuk menjadi bangsa yang berdaulat, berdikari, dan unggul, setiap warga harus memiliki karakter. Mereka perlu dididik secara sistematis untuk berpikir ke depan, memiliki etos kerja tinggi, dan selalu berjuang. Untuk membangun karakter diperlukan faktor pendukung, yaitu keteladanan yang selama ini langka.
Jika kehidupan kita ingin berubah, harusmau danberani mengubah kebiasaan hidup ini. Karena itulah dibalik bulan maulid di sini, yang paling penting dimaknai, bukan sekadar rutinitas saja, melainkan perubahan untuk menjadi lebih baik, lebih utuh dan lebih bersungguh-sungguh dengan kembali meneladani seluruh sisi kehidupan Nabi Muhammad Saw. Ini harus dimulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan dunia. Amin.