
BANJARMASIN – Program National Urban Flood Resiliensi Project (NUFReP) atau upaya peningkatan ketahanan banjir perkotaan terpadu memasuki tahap pertama, yakni melakukan pembangunan di Jalan Veteran hingga simpang Sungai Baru.
Meski masih terganjal dengan dua bangunan utama yakni Taher Squere dan Klenteng Soetji Nurani, pihak Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III dan Pemko Banjarmasin, tetap akan melakukan pekerjaan NUFRep tahun ini.
“Tahun ini juga kita mulai kerjakan. Meski masih terganjal dua bangunan, kami bisa lakukan di lokasi yang sudah dibebaskan dulu,” ujar Kepala BWS Kalimantan III, I Putu Eddy Purna Wijaya, usai rapat koordinasi dengan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, di rumah dinas, Rabu (14/8).
Ia mengatakan, pihaknya juga sudah mempunyai desain untuk kawasan tersebut. “Metode kerjanya kita buat jalan dan melebarkan sungainya hingga 8 meter dan membuat pintu air,” katanya.
Untuk pekerjaan tahap awal ini, anggaran yang dikucurkan Bank Dunia sekitar Rp 268 miliar.
Sementara, Walikota Ibnu Sina mengatakan, pihaknya masih berupaya melakukan pendekatan dengan pemilik dua bangunan tersebut agar bisa mendukung program NUFRep .
“Kalau soal harga pembebasan bangunan kita berpatok pada penilaian apraisal,” ujar Ibnu.
Ia berharap dukungan pemilik bangunan dengan tujuan untuk kepentingan pembangunan dan masyarakat, “Ya.. artinya berkorbanlah atau mengikhlaskan untuk membantu program NUFReP ini, karena untuk kita semua,” katanya.
Dua bangunan ini masing- masing terkena pembebasan sebagian. Di titik itu tidak hanya sebagai muara, namun entri point Sungai Veteran yang kemungkinan jika NUFReP ini terwujud, akan tambah bagus lagi sungai tersebut.
“Besar kemungkinan setelah dibangun NUFReP akan lebih bagus untuk wisata, karena sungainya terbuka dan di sana bisa dibuka wisata susur sungai,” jelasnya. via