BANJARMASIN – Fenomena mabuk kecubung yang diduga dicampurkan dengan obat-obatan maupun alkohol, masih terus memakan korban.
Bersiap menghadapi ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin pastikan bakal siapkan seluruh fasilitas kesehatan (faskes) yang dimiliki. “Jadi langsung saja datang ke puskesmas atau rumah sakit nanti,” ucap Tabiun Huda, Kepala Dinkes Kota Banjarmasin, Senin (15/7), seperti dikutip jejakrekam.com.
Tabiun Huda mengungkapkan, setelah dilakukan uji forensik oleh kepolisian dan BNN pada para pasien, dipastikan korban mengalami keracunan bukan hanya karena kecubung saja.
Namun juga karena dibarengi dengan obat-obatan yang disebut pil putih, serta minuman beralkohol. “Jadi akibat mengonsumsi kecubung ini menjadi berlebihan,” ujarnya.
Sehingga yang efek halusinasi kecubung yang biasanya paling lama berlangsung selama 3 hari, karena di konsumsi bersamaan dengan hal-hal tadi, akhirnya menjadi tidak tahu kapan warasnya. “Sebab kita masih belum tahu pasti apa isi kandungan dari pil putih ini,” terangnya.
Terkait penanganan sendiri, ia mengatakan bahwa orang yang keracunan kecubung yang dicampur obat-obatan dan miras ini nantinya akan di detoksifikasi. “Jadi bisa langsung ke RS saja, untuk penanganan kegawatdaruratannya,” tandasnya.
Lebih lanjut, dari fenomena kecubung ini tak hanya faskes saja yang disiagakan. Namun, rumah singgah milik Dinas Sosial (Dinsos) pun bakal ikut disiapkan.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Banjarmasin, Dolly Syahbana mengaku, pihaknya telah siap membantu mengoprasionalkan rumah singgah yang berada di Jalan Gubernur Soebarjo, Kecamatan Banjarmasin Selatan.
Akan tetapi, karena sifatnya yang sementara, tentu di sana tidak memiliki tenaga kesehatan seperti dokter jiwa untuk melakukan pemeriksaan terhadap pasien. “Tapi kalau ada penjagaan dan dokter jiwanya ada, kita siap saja jika diperlukan,” ujar Dolly.
Pasalnya, jika pun pasien dibawa ke rumah singgah, jika tidak ada petugas maupun tenaga medis, maka pihaknya tentu akan merujuk ke RSJ Sambang Lihum ataupun RS lain. “Karena ketergantungan obat itu kan, makanya harus ke rumah sakit jiwa juga,” ujarnya.
Namun sekali lagi dirinya menegaskan, rumah singgah siap menampung pasien, untuk penempatan sementara. jjr