
BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau Paman Birin berpesan agar seluruh wartawan di banua yang sedang mengikuti uji kompetensi hendaknya menjadi wartawan yang profesional dan berintegritas.
“Saya mengucapkan terimakasih selama ini jadi mitra pemerintah,” tandas Paman Birin dalam sambutan tertulis dibacakan Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Adi Santoso, SSos, MSi, di Banjarmasin, Selasa (11/6).
Pesan Paman Birin itu disampaikan pada pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Angkatan XXII yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Selatan di Hotel HBI Banjarmasin.
Kegiatan UKW ke-22 tersebut diikuti sebanyak 35 peserta terdiri dari jenjang Muda sebanyak 18 orang, Madya 12 orang dan wartawan Utama lima orang.
Tampak hadir juga dalam pembukaan itu, Direktur Abdi Persada, Diskominfo Kalsel, PT PLN (Persero) Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan, PWI Kaltim dan berbagai unsur lainnya.
Terlebih lagi, sebut Paman Birin, peran wartawan yang selalu mempublikasikan informasi terkait kinerja pemerintah di era kepemimpinan Paman Birin selama 2 periode tersebut.
Paman Birin menilai wartawan tak hanya memberitakan terkait pemerintah saja tetapi peran media yang selalu menjadi corong informasi untuk masyarakat di Kalsel sehingga sangat mengapresiasi peran media.
“Sekali lagi, selamat dan sukses atas terselenggaranya UKW ke-22 ini dan semoga semakin banyak wartawan yang kompeten dan profesional di bidangnya itu,” harap Paman Birin.
Paman Birin juga menginginkan standar media dengan kualitas wartawan yang sesuai dengan aturan Dewan Pers. Bagi Gubernur Kalsel, wartawan dengan berita yang baik maka menghasilkan sebuah media yang berintegritas.
Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmi menyampaikan bahwa kesuksesan pasca UKW banyak dirasakan oleh wartawan lokal di Banua. Bahkan, pihaknya telah berhasil melakukan pembinaan pada bidang jurnalistik untuk mengembangkan media hingga mampu mensejahterakan wartawan.
“Ternyata UKW ini luar biasa, banyak media mendapat kontrak dengan pemerintah setelah menjalani ujian kompetisi ini. Karena, mereka meningkatkan profesionalitas,” ujarnya.
Zainal berkeinginan untuk menjaga nama PWI Kalsel dengan meningkatkan kualitas lembaganya semakin dipercaya oleh publik. Dalam kesempatan itu, ia enggan lagi melihat wartawan yang dianggap minta-minta atau wartawan bodrex alias amplop.
“Saya merasa sedih sekali, bagaimana melihat derajat wartawan itu direndahkan dan bersama Bapak Faturrahman sejak era beliau pun PWI Kalsel ingin mencetak wartawan agar tidak seperti itu,” tegas Zainal.
Zainal juga berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan dan PT PLN (Persero) UIP 3B Kalimantan yang selalu support kegiatan selama dua tahun belakangan sehingga, merasa pihaknya semakin termotivasi untuk berbenah terkhusus buat pengurus internalnya dalam meningkatkan kualitas lembaga.
“Paling tidak, kami berupaya tidak memperburuk profesi yang terhormat ini dan banyak sekali yang menumpang atas nama wartawan, padahal dirinya sebagai LSM dan advokat,” ungkap Zainal, merasa malu serta sedih.
Zainal menegaskan di PWI Kalsel sudah tidak ada lagi yang menjadi wartawan abal-abal. Pihaknya telah melakukan seleksi, bahkan yang berada di pemerintahan pun dikecualikan sebagai tenaga kerja di TVRI, Antara, Abdipersada dan lainnya.
Kepada wartawan yang baru, Zainal mendorong agar memasuki organisasi profesi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI).
“Diharapkan lewat UKW ini, wartawan Kalsel semakin meningkat dengan kualitas profesinya,” tutupnya.mr/adpim/ani