Mata Banua Online
Senin, Desember 8, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Gangguan Mental Bisa Menyebar di Antara Kelompok Sosial Remaja

by Mata Banua
29 Mei 2024
in Mozaik
0
D:\2024\Mai 2024\30 Mei 2024\11\Halaman 1-11 Kamis\gangguan.jpg
(foto:mb/web)

 

Dapatkah gangguan mental menyebar di antara teman sebaya? Para peneliti sekarang mengatakan bahwa masalah kesehatan mental dapat ditularkan di antara kelompok sosial remaja, terutama gangguan yang terkait dengan suasana hati, kecemasan, dan pola makan.

Berita Lainnya

D:\2025\Desember 2025\8 Desember 2025\11\Halaman 1-11 Senin\7 makanan.jpg

7 Makanan untuk Tulang Kuat, Ampuh Mencegah Osteoporosis

7 Desember 2025
D:\2025\Desember 2025\8 Desember 2025\11\Halaman 1-11 Senin\Mudah.jpg

Mudah Dilakukan Ini 5 Cara Menghilangkan Bintitan di Mata

7 Desember 2025

Dikutip dari Medical Daily, Minggu, studi sebelumnya telah menunjukkan kemungkinan gejala depresi ditularkan dari satu individu ke individu lain dalam jaringan sosial.

Dalam studi besar terbaru yang melibatkan lebih dari 700 ribu siswa kelas sembilan dari 860 sekolah di Finlandia, para peneliti mengevaluasi penyebaran gangguan mental dalam jaringan sosial yang terbentuk oleh kelas sekolah.

Hasil yang diterbitkan dalam Jama Psychiatry mengungkapkan semakin banyaknya teman sekelas yang didiagnosis dengan gangguan mental, semakin tinggi risiko individu menerima diagnosis gangguan mental di kemudian hari.

“Kaitan yang diamati paling kuat selama tahun pertama penelitian. Ini tidak dijelaskan oleh sejumlah faktor yang terkait dengan orang tua, sekolah, dan daerah tempat tinggal. Kaitan tersebut paling nyata dalam kasus gangguan suasana hati, kecemasan, dan makan,” kata Profesor Christian Hakulinen dari Universitas Helsinki dalam rilis berita.

Para peneliti memperingatkan bahwa hubungan yang diamati dalam studi tersebut tidak selalu bersifat sebab-musabab.

Namun, studi tersebut tidak menyelidiki mekanisme di mana gangguan mental ditularkan antar individu.

Para peneliti berpikir bahwa peningkatan diagnosis di antara teman sebaya mungkin disebabkan oleh normalisasi pencarian diagnosis dan pengobatan. Semakin banyak orang mulai mendapatkan bantuan, semakin umum dan diterima, sehingga mengarah pada lebih banyak diagnosis.

“Mungkin saja, misalnya, ambang batas untuk mencari bantuan untuk masalah kesehatan mental diturunkan ketika ada satu atau lebih orang dalam jaringan sosial Anda yang sudah mencari bantuan untuk masalah mereka. Bahkan, jenis normalisasi diagnosis dan pengobatan ini dapat dianggap sebagai penularan yang menguntungkan dari gangguan mental,” kata Hakulinen.

Para peneliti percaya bahwa hasil studi ini akan membantu dalam intervensi dini dan pencegahan gangguan mental pada tahap remaja, periode perkembangan kunci di mana banyak gangguan mental kemungkinan terjadi.

“Memahami peran efek teman sebaya dalam masalah kesehatan mental pada awal kehidupan juga akan menawarkan alat untuk langkah-langkah pencegahan dan intervensi yang lebih berhasil, sehingga mengurangi beban ekonomi dan sosial dari gangguan mental,” tulis para peneliti.ant

 

 

Tags: Gangguan MentalSosial Remaja
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper