
BANJARMASIN – Kementerian Pemberdayaam Perempuan dan Perlibdungan Anak (KPPPA) bersama Pengurus Pusat Keluarga besar Wirawati Catur Panca yang dilaksanakan dengan Pengurus Daerah KB Wirawati Catur Panca Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Acara Focus Group Discussion (FGD) Implementasi Kebijakan Perlindungan Perempuan Lanjut Usia ( Lansia).
Atas nama Keluarga Besar Wirawati Catur Panca,mengucapkan selamat serta memberikan apresiasi yang setinggi-tinggginya kepada Kementerian Pemberdayaam Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) yang telah bekerjasama kepada Pengurus pusat dan pengurus daerah Kalsel keluarga Besar Wirawati Catur Panca dengan FGD ini dengan mengangkat tema ” Implementasi kebijakan perlindungan perempuan Lansia”.
” Mudah- mudahan melalui FGD ini dapat menjadikan masukan,rekomendasi serta konsentrasi kita semua dalam proses penyelesaian bagi keluarga besar Wirawati Catur kedepannya serta mencari solusi dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang terkait dengan perlindungan perempuan Lansia,” ujar Ketua Umum Keluarga Besar Wirawati Catur Panca Pia Megananda di Hotel Kindai Banjarmasin,Selasa (21/5).
Menjadi tua di Indonesia merupakan tahapan kehidupan yang beresiko.Seiring menurunnya kemampuan kerja penduduk lansia akibat usia tua ataupun disabilitas,mereka semakin rentan untuk jatuh ke dalam kemiskinan dibandingkan dengan penduduk yang lebih muda.
Setelah pengabdian seluruh hidupnya berkontribusi kepada masyarakat Indonesia,banyak penduduk lansia,khususnya perempuan lansia,harus bergantung pada anggota keluarganya yang sebenarnya juga harus berjuang harus bertahan hidup.
Namun,penduduk lansia di Indoneaia kebanyakan yang sebenarnya berkeinginan untuk mempertahankan kemandirian mereka,sekaligus martabat mereka selama mungkin.
Kesulitan yang mereka hadapi terutama berakar dari terbatasnya perlindungan sosial bagi lansia.
Jika ada skema bantuan sosial yang bisa diberikan secara rutin misalnya setiap bulan kepada seluruh masyarakat Indoneaia ketika mereka mencapai usia 65 atau 70,maka hal itu akan secara drastis mengurangi kemiskinan dan ketidakamanan secara ekonomi pada usia lanjut.
Disaat yang sama,hal ini juga akan meningkatkan kohesi sosial dan berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi.
Berbagai dampak positif pemberian bantuan sosial lansia yang dapat terjadi di Indonesia antar lain penduduk lanjut usia akan turut berkontribusi pada investasi ini dengan mendukunh cucu-cucu mereka,karena mayoritas lansia yang menerima bantuan sosial akan memberikan sebagian bantuan sosial yang mereka terima kepada anak atau cucu mereka.
Penyaluran bantuan tersebut akan memicu belanja dan menciptakan pasar bagi para wirausahawan di tingkat lokal,sehingga akan membentuk lapangan kerja dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih besar ini akan meningkatkan pendapatan pajak,yang pada akhirnya akan dapat membiayai anggaran akan dapat membiayai anggaran untuk perlindungan sosial dimasa depan.
Dari ketiga dampak positif pemberian bantuan sosial hal yang terpenting adalah perspektif hak asasi manusia,seluruh penduduk Indonesia akan mendapatkan perlindungan yang dapat membantu mereja menjalani hari-hari senja mereka dengan penuh harkat dan martabat.
” Harapan kami dengan dilaksanakannya kegiatan FGD ini, seluruh peserta akan memiliki persepsi,pengetahuan dan pemahaman yang sama dalam menginplementasikan kebijakan pemerintah terkait perlindungan perempuan lansia,sesuai regulasi yang ada dan menemukan konsep kebijakan yang tepat dalam pemberian layanan sosial bagi golongan lansia,” harapnya.rds