Mata Banua Online
Jumat, Oktober 3, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sepi Pengunjung, Kampung Ketupat Tak Lagi Beroperasi

by Mata Banua
7 Mei 2024
in Banjarmasin, Kotaku
0
D:\2024\Mai 2024\8 Mei 2024\5\hal 5\Kawasan wisata Kampung Ketupat di sungai Baru, Banjarmasin, kini terlihat tak beroperasi lagi, dan terlihat area tersebut tak terawat..jpg
KAWASAN wisata Kampung Ketupat di sungai Baru, Banjarmasin, kini terlihat tak beroperasi lagi, dan terlihat area tersebut tak terawat.(foto:mb/ jejakrekam)

 

BANJARMASIN – Baru berjalan satu tahun, kini destinasi wisata Kampung Ketupat sudah tak lagi beroperasi. Kuat dugaan karena merugi.

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\3 Oktober 2025\5\HAL 5\Walikota Banjarmasin HM.Yamin.jpg

6 Kandidat Komisaris PAM Sudah Jalani Seleksi Akhir

2 Oktober 2025
D:\2025\Oktober 2025\3 Oktober 2025\5\HAL 5\Para murid SD ini sedang menyantap makanan bergizi gratis (MBG)..jpg

Dewan Pantau Pelaksanaan MBG di Banjarmasin

2 Oktober 2025

Berdasarkan pantauan jejak­rekam.com, Senin (6/5) di lapa­ngan, nampak gerbang masuk menuju lokasi tersebut tertutup tanpa ada penjagaan sama sekali.

Menilik ke dalam kawasan, belasan tenant pedagang dan UMKM juga tampak tutup. Pemandangan jalan di dalamnya pun tak terurus dengan daun kering dan rumput liar yang berserakan.

Baik itu area tenant, am­pi­teater hingga taman bermain pun menampakkan pemandangan yang sama, kosong tak terurus. Hal ini menguatkan kesan, bahwasanya kawasan wisata itu telah lama tak beroperasi.

Padahal, Kampung Ketupat ini sempat digadang-gadang akan menjadi tempat wisata baru yang ramai dan menarik perhatian. Baik untuk wisatawan ataupun masyarakat Banjarmasin.

Dari informasi yang dihim­pun di lapangan, destinasi wisata baru itu memang sudah tidak beroperasi lagi.

Hal ini pun dibenarkan oleh salah seorang warga yang tim jejakrekam.com temui di sekitar kawasan wisata tersebut. “Saya dengar, pembangun sekaligus pengelola kawasan ini merugi,” ucapnya, pada Senin (6/5).

Ia melanjutkan, penye­babnya diduga karena minimnya pengunjung yang datang ke Kampung Ketupat. “Setahu saya, itu aliran listrik dan air ledengnya juga sudah diputus,” ungkapnya.

Tak diketahui sejak kapan waktu pastinya kondisi tersebut telah terjadi. Namun dirinya mengungkapkan hal itu telah berlangsung dari sebulan yang lalu. “Bahkan sebelum bulan puasa (Ramadhan) tadi sudah tutup,” tandasnya.

Hal serupa juga dikatakan Asmiah, salah satu warga dan pengerajin bungkus ketupat di sekitar daerah itu. Dimana sudah sejak beberapa bulan lalu Kam­pung Ketupat tak lagi beroperasi.

Disinggung apa pen­ye­babnya, Asmiah mengaku tidak tahu. Tapi tanda-tanda tidak beroperasinya itu menurutnya sudah lama terdengar.

“Bahkan ada kabar, bahwa gaji petugas kebersihan di sana tidak dibayar selama dua bulan. Belum lagi, soal sepinya kun­jungan,” tutupnya.

Beralih ke Kartinah, mantan pedagang yang sempat menyewa tenant di sana. Dirinya bahkan mengaku telah mengundurkan diri dari bulan Januari yang lalu.

“Saya mundur karena sepi sekali pengunjungnya. Saya pun tau itu tutup baru-baru ini saja,” ungkapnya.

Bahkan, bebernya, karena sepinya pengunjung yang datang, dirinya malah merugi ketika membuka tenant di sana.

Pasalnya, di samping harus membayar karyawan, di sana juga per bulan harus membayar listrik dan air Rp 300 ribu per bulannya. “Belum lagi ada bagi hasil dengan pengelola, sekitar 10 persen dari penjualan,” bebernya. Kondisi itu dialami selama berbulan-bulan.

Diungkapkannya, hal terse­but mulai terjadi ketika pengun­jung yang ingin masuk harus membayar tiket. “Kalau awal-awal memang ramai, bahkan sehari itu ada yang sampai jutaan omsetnya,” ungkapnya.

“Itu saat pengunjung masuk gratis, setelah dipungut biaya mulai sepi,” tambahnya.

Karena dirasanya peluang bisnis tak lagi menguntungkan di sana, akhirnya Kartinah memilih untuk mengundurkan diri, daripada harus merugi lebih besar.

Diketahui, sebelumnya desti­nasi wisata baru itu berasal dari program pembenahan atau rev­i­ta­lisasi kawasan Kampung Ketupat. Dengan tujuan meng­hidupkan lahan yang tidak terpakai.

Proses revitalisasi berlangsung sejak Agustus 2022. Kemudian rampung dan mulai diope­rasionalkan di pertengahan 2023 tadi.

Berdiri di atas tanah seluas 800 meter persegi milik Pemkot Banjarmasin, lalu dikelola oleh PT Juru Supervisi Indonesia, sebagai pihak ketiga. Dengan nilai investasi mencapai Rp 6 miliar.

Kerja sama investor dengan Pemko Banjarmasin itu akan berlangsung hingga 15 tahun ke depan. Dalam bentuk perjanjian pemanfaatan lahan.

Hingga dalam perjalanannya, PT Juru Supervisi Indonesia berhasil menyulap kawasan tersebut menjadi area food court, dilengkapi dengan bangunan ampiteater untuk kegiatan kes­e­nian, hingga area bermain.

Sehingga selain digadang akan sebagai ikon baru dengan bangunan khas ketupat raksasa­nya. Kawasan itu juga dihara­p­kan menjadi destinasi wisata alternatif

Adapun terkait nasib opera­sional destinasi wisata baru itu, mencoba untuk mengonfirmasi Head of Business Development PT Juru Suversvisi Indonesia, M Wahyu B Ramadhan.

Namun, hingga berita ini diturunkan, yang bersangkutan belum memberikan tanggapan. Nomor handphone yang d­i­hubungi, juga tidak aktif. jjr

 

Tags: Kampung KetupatUMKM
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper