Mata Banua Online
Jumat, Oktober 31, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Sistem Pendidikan Islam Solusi Total Kerusakan Moral Generasi

by Mata Banua
21 April 2024
in Opini
0

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd (Penulis, Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi)

Kualitas generasi saat ini semakin miris. Beberapa waktu lalu, diberitakan seorang pelajar SMP berusia 15 tahun di Kabupaten Lampung Utara diperkosa 10 pria. Korban ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk Sabtu (17/2/2024). Korban tidak diberi makan selama tiga hari hanya dicekoki minuman keras. Mirisnya, tiga dari enam orang pelaku yang sudah tertangkap masih memiliki usia di bawah umur, sementara empat orang lainnya masih buron (kompas.com).

Berita Lainnya

D:\2025\Oktober 2025\31 Oktober 2025\8\master opini.jpg

Indonesia dan Diplomasi Perdamaian: Jalan Baru Saat Dunia Terbelah

30 Oktober 2025
Beras 5 Kg Tak Sesuai Takaran

Tragedi Digital Di Era Gen Z

30 Oktober 2025

Di wilayah lain diberitakan dalam semalam terjadi perang sarung antar remaja di Pangkalpinang di tiga lokasi Sabtu (16/3/2024). Lokasi pertama terjadi di Jalan Gandaria 2, Kelurahan Kacangpedang, Pangkalpinang. Kemudian lokasi kedua perang sarung terjadi di Kelurahan Bukit Besar, sedangkan yang ketiga di Jembatan Jerambah Gantung. Mirisnya, pelaku perang sarung tersebut mayoritas dilakukan pelajar SMP hingga SMA (tribunnews.com). Perang sarung antar pelajar juga terjadi di Bekasi. Akibat tawuran ini satu pelajar tewas di Jalan Arteri Tol Cibitung, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi (okezone.com).

Pemuda hari ini adalah generasi penerus peradaban. Sebagai aset, pemuda seharusnya wajib dijaga, dilindungi dan dibina. Sehingga memiliki pola pikir dan pola perilaku yang benar. Sayangnya, pola pikir maupun pola sikap generasi saat ini mengalami kerusakan yang begitu parah. Hingga banyak di antara mereka menjadi pelaku beragam kejahatan.

Dalam kapitalisme, tak jelas tolok ukurnya sehingga yang hari ini dilarang suatu saat bisa berubah menjadi boleh seperti dalam kasus LGBT. Ketidakjelasan tolok ukur itu sama artinya dengan tak ada tolok ukur, dan ini sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup masyarakat karena manusia bisa bertindak sesukanya yang akan membahayakan diri, keluarga dan masyarakat secara luas.

Rusaknya generasi sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan. Sebagaimana yang dirasakan bersama kurikulum pendidikan saat ini berasas pada sekularisme, yaitu sebuah akidah yang memisahkan agama dari kehidupan. Padahal fitrah manusia terikat dengan aturan Sang Pencipta. Ketika aturan tersebut dipisahkan dari kehidupan niscaya melahirkan kekacauan luar biasa hebat.

Pendidikan saat ini telah terbukti gagal mencetak generasi yang berkualitas. Generasi hanya dididik menjadi sosok yang pandai dan cerdas dalam ilmu alat, namun minim keimanan dan akhlak. Akibatnya lahirlah generasi yang memiliki moral bejat. Meski masih duduk di bangku SMP atau SMA mereka sudah menjadi pelaku kriminal seperti pemerkosa atau pelaku tawuran. Semua itu terjadi karena dalam benak generasi tidak ada rasa takut terhadap dosa dan perbuatan yang sudah dilarang Allah.

Lingkungan yang sekuler juga sangat mempengaruhi kualitas pembentukan kepribadian generasi. Perilaku individualis dan liberal masyarakat menjadi suasana bagi generasi untuk berbuat kemaksiatan sebab tidak ada nasehat antar sesama dan pembiaran atas nama kebebasan berperilaku. Ditambah lagi tayangan dengan konten kekerasan dan seksual sudah menjadi konsumsi sehari-hari. Maka wajar generasi saat ini menjadi pemuda perusak dan gemar melakukan kerusakan.

Matinya hati nurani, sehingga begitu miris melihat kondisi generasi muda saat ini. Semua ini adalah hasil dari sekularisme, memisahkan agama dari kehidupan menyebabkan kawula muda yang tak tahu ilmu agama, dan berbuat seakan-akan tidak akan dibangkitkan kembali di kehidupan kekal.

Sangat berbeda kondisinya ketika generasi diatur dengan sistem Islam yang diterapkan secara praktis oleh Negara Khilafah. Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk tidak memisahkan aturan Allah SWT dari kehidupan. Justru sebaliknya Islam mewajibkan agar semua hal dikaitkan dengan aturan Allah. Sehingga keberadaan negara Khilafah adalah sebagai instansi yang menerapkan hukum Allah.

Islam memandang generasi sebagai aset peradaban. Karena itu, Islam memerintahkan negara berperan untuk menjaga, mendidik, dan membentuk generasi yang berkualitas. Strategi efektif yang digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui pendidikan. Karena melalui pendidikan manusia bisa mendapatkan ilmu, dan dengan ilmu itu bisa terbebas dari kebodohan dan kekufuran. Negara Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang berasas akidah Islam.

Salah satu indikator kurikulum pendidikan Islam bertujuan mencetak generasi berkepribadian Islam. Kepribadian Islam akan menuntun generasi memiliki pola pikir dan pola sikap sesuai syariat Islam. Standar mereka bukan lagi kepuasan, namun ridha Allah. Mereka akan ikhlas dan bersabar mengamalkan apa yang diperintahkan Allah serta menjauhi apa yang dilarang Allah. Mereka akan berupaya terus-menerus berlomba dalam amal shalih. Di saat yang sama juga bersemangat meninggalkan kemaksiatan.

Untuk membentuk kualitas demikian Islam menentukan metode pangajaran yang dilakukan secara talqiyan fikriyan. Metode ini menjadikan semua ilmu yang diajarkan pada anak didik harus diarahkan untuk membangun pemahamannya tentang kehidupan, sekaligus menjadi landasan sikap perilaku. Semua ilmu diajarkan dan diarahkan untuk mencerdaskan akal dan meningkatkan taraf berpikir anak didik. Sehingga mereka mampu menggunakan ilmu tersebut untuk menyelesaikan masalah kehidupan.

Selain sistem pendidikan, media Khilafah akan melarang semua tayangan yang merusak seperti konten porno, kekerasan, dan sejenisnya. Konten yang boleh dikonsumsi seputar edukasi syariat Islam, berita sehari-hari, perkembangan sains dan teknologi, kewibawaan Khilafah di mata dunia, maupun kehebatan pasukan Khilafah dalam berjihad. Dengan begitu, benak generasi akan diliputi kebaikan-kebaikan karena berada dalam suasana keimanan dan ketaatan. Demikianlah Khilafah membentuk generasi berkepribadian Islam yang mulia.

Dalam sistem Islam, syariat menjadi tolok ukur dalam kehidupan masyarakat dan negara. Sistem pendidikan ditujukan membentuk manusia yang berkepribadian Islam. Sistem pendidikan Islam berasas akidah Islam akan mampu mencetak generasi yang beriman bertakwa. Sehingga bisa lahir generasi cerdik pandai berorientasi akhirat.

Inilah saatnya mendapatkan pahala besar dari Allah SWT untuk memperjuangkan bersama. Mewujudkan sistem yang bisa memberikan pengaruh besar terhadap kesadaran individu, masyarakat dan negara. Dan saatnya menerapkan aturan Allah dalam seluruh aspek kehidupan.[]

 

 

Tags: Nor AniyahPendidikan Islam
Mata Banua Online

© 2025 PT. Cahaya Media Utama

  • S0P Perlindungan Wartawan
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper