Sabtu, Juli 12, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Penerapan Kurikulum Merdeka Dan Tantangannya

by Mata Banua
12 Maret 2024
in Opini
0
D:\2024\Maret 2024\13 Maret 2024\8\Fidia Lukita.jpg
Fidia Lukita (Mahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk bisa menciptakan pembelajaran yang berkualitas, efektif, sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Kurikulum Merdeka Belajar sudah mulai diimplementasikan pemerintah sejak tahun 2022. Kurikulum ini bertujuan untuk menyederhanakan kurikulum sebelumnya yang terkesan rumit dan tidak bisa memenuhi capaian kompetensi peserta didik.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\8\8\master opini.jpg

Menuju Negeri Bersih dan Berdaya

10 Juli 2025
D:\2025\Juli 2025\11 Juli 2025\8\8\Nur Alfa Rahmah.jpg

Indonesia Darurat Perundungan Anak: Mencari Solusi Sistemik

10 Juli 2025
Load More

Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar di Indonesia pun semakin masif. Hal itu ditandai dengan Surat Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek Nomor 022/H/KR/2023 tentang Satuan Pendidikan Pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran 2023/2024 yang menyebutkan lebih dari 105 ribu sekolah atau satuan pendidikan yang telah mengimplementasikannya. Pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Merdeka memiliki siklus yang melalui 3 tahapan yaitu pertama, Asesmen Diagnostik yaitu guru melakukan asesmen awal untuk mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, tahap perkembangan, dan tahap pencapaian pembelajaran murid. Asesmen dilaksanakan pada awal tahun pembelajaran, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk melakukan perencanaan lebih lanjut terkait metode pembelajaran yang sebaiknya digunakan.

Kedua Perencanaan yaitu guru menyusun proses pembelajaran sesuai dengan hasil asesmen diagnostik, dan mengelompokan murid berdasarkan tingkat kemampuannya. Ketiga, Pembelajaran yaitu proses pembelajaran peserta didik, untuk mengetahui progres pembelajaran murid dan melakukan penyesuaian metode pembelajaran guru bisa menggunakan asesmen formatif. Pada akhir proses pembelajaran, guru bisa menggunakan asesmen sumatif sebagai proses evaluasi ketercapaian tujuan pembelajaran.

Disetiap terlaksananya suatu kurikulum pasti ada saja hambatan dan tantangan yang dialami. Apalagi jika dilihat dari kurikulumnya sendiri setiap tahun ke tahun pasti ada saja perubahan yang terjadi. Tidak semua sekolah, ataupun guru yang bisa menjalankan kurikulum dengan efektif dalam waktu cepat, semua pasti melalui proses dan adaptasi yang tidak mudah. Seperti halnya dalam melaksanakan kurikulum merdeka ini. Berikut beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh seorang guru. Tantangan pertama yang harus dihadapi seorang guru yaitu harus keluar dari zona nyaman dalam sistem pembelajaran yang selama ini sudah dilakukan. Apalagi kurikulum merdeka ini mengharuskan siswa untuk bisa lebih aktif dalam berdiskusi dan memecahkan masalah. Sedangkan zaman sekarang banyak siswa yang terbiasa mendengarkan penjelasan dari guru dari pada aktif dalam berdiskusi. Dari sini guru harus bisa menarik siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

Kedua, Tidak Memiliki Pengalaman Program Merdeka Belajar, Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat sebuah program bernama Merdeka Belajar. Kebanyakan guru justru tidak memiliki pengalaman mengajar dengan program tersebut. Hal inilah menjadi tantangan tersendiri bagi para guru. Pengalaman yang minim dari guru ini dapat menghambat pembelajaran di kelas. Ketiga, keterbatasan referensi untuk menyampaikan materi. Keterbatasan referensi ini merupakan tantangan berikutnya yang harus dialami oleh guru. Keterbatasan referensi membuat guru sulit mendapatkan rujukan penyampaian materi serta membuat guru tidak bisa memfasilitasi siswa dengan efektif.

Itulah tiga tantangan yang harus dialami para guru dalam melaksanakan Kurikulum Merdeka ini. Maka sangat dibutuhkan dukungan penuh dari semua pihak mulai dari orang tua siswa, siswa, sekolah dll dalam penerapan kurikulum yang mana hampir setiap tahun mengalami perubahan. Salah satu solusi dari tantangan tersebut yaitu memberikan guru pelatihan mengenai program Merdeka Belajar. Meskipun dalam penerapan Kurikulum Merdeka terdapat banyak tantangannya, seiring berjalannya waktu guru dan siswa akan terbiasa dengan perubahan kurikulum yang terjadi.

 

 

Tags: Fidia Lukitakurikulum merdekaMahasiswa Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA