
HULU SUNGAI TENGAH – Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kembali dilanda banjir karena luapan air Kali Benawa akibat hujan lebat di daerah hulu atau kawasan Pegunungan Meratus pada Sabtu (13/1).
Seperti di rilis Antaranews, pada Sabtu malam banjir yang terjadi sejak sore tersebut merendam sejumlah desa di wilayah Kecamatan Batu Benawa, terutama bagian hilir Kali Benawa, seperti Desa Aluan Mati, Aluan Bakti dan Desa Aluan Bedar. Warga di sekitar Barabai pun terdampak banjir akibat luapan Kali Benawa tersebut.
Seorang warga Desa Aluan Mati M Ilmi Muhran (64), menyebutkan, banjir kali ini lebih tinggi dibandingkan kejadian serupa pada malam tahun baru dan 3 Januari yang lalu.
“Namun Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Karena setiap hujan turun agar lama, warga juga waspada supaya terhindar dari bencana tersebut,” ujarnya.
Ia berharap banjir tersebut tidak terlalu lama merendam persawahan, karena baru tanam padi. “Sebab kalau terlalu lama atau dua hingga tiga hari terendam, bibit padi bisa busuk kena air dan jadi gagal tanam,” ucapnya.
Setelah banjir melanda Aluan Mati pada Sabtu sore, Muhran memperkirakan wilayah Barabai pun akan terkena dampak banjir pada Minggu pagi akibat luapan air Kali Benawa atau Sungai Barabai, Kali Baru, serta Sungai Batang Alai.
“Debit air Kali Benawa tidak semakin bertambah, sehingga kemungkinan banjir merendam Kota Barabai tak kan lama, atau paling lama satu hari sudah berlalu,” katanya.
Bantuan TNI AD
Anggota TNI AD jajaran Koramil 1002-05/Pandawan mendistribusikan logistik pangan untuk membantu warga terdampak banjir di Desa Masiraan, Kecamatan Pandawan, Kabupaten HST.
“Kami mendistribusikan 227 paket sembako untuk warga terdampak sekitar. Kedalaman banjir hampir mencapai setengah meter di beberapa titik,” kata Pelaksana Harian Danramil 1002-05/Pandawan Peltu Henri Murpianto, Sabtu (13/1).
Ia menjelaskan, TNI bersama tim lain antara lain jajaran Polsek Pandawan, pejabat Camat Pandawan, dan aparat desa setempat bergotong royong mendistribusikan logistik pangan bagi warga terdampak bencana tersebut.
“Dari data terbaru, ketinggian banjir mengalami kenaikan 5 hingga 40 cm. Ini disebabkan sampah kayu yang larut dari Desa Jaranih menumpuk di aliran sungai Desa Masiraan,” jelasnya.
Henri menambahkan, jumlah total warga yang terdampak banjir sebanyak 182 Kepala Keluarga (KK), dan 36 KK yang terkena imbas banjir paling tinggi.
Saat ini kondisi air masih menggenang, sehingga dikerahkan lima unit Perahu Fiber dan babinsa bersama bhabinkamtibmas dan relawan.
Menurutnya, TNI bersama pemangku kepentingan lain telah meninjau lokasi tumpukan sampah untuk dibersihkan, agar genangan air dapat segera surut.
Kepala Desa Masiraan Ahmad Fauzi menyebutkan, bantuan kebutuhan pokok yang dibagikan kepada warga terdampak banjir bersumber dari dana talangan.
“Kita berharap banjir bisa segera surut, dan masyarakat dapat beraktivitas kembali dengan normal,” pungkasnya. ant