
Sampah di sekitar kita semakin hari semakin bertambah jumlahnya, baik limbah rumah tangga, limbah industry, maupun limbah linkungan. Penumpukan sampah bukanlah satu hal yang mudah diatasi. Penumpukan sampah di Indonesia sudah menjadi permasalahan yang serius bagi kita semua. Faktanya kumpulan sampah nasional di Indonesia mencapai 200.00 ton/hari atau setara dengan 73 ton/tahun, dimana 48% merupakan sampah rumah tangga, 9% berasal dari kawasan penjualan atau perniagaan barang-barang dan sisanya berasal dari fasilitas umum.
Sampah merupakan masalah umum bagi 4.444 orang di negara berkembang dan maju. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sampah adalah benda dan barang yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi seperti kotoran, kertas, plastik, dan dedaunan. Produksi dari banyaknya sampah merupakan penghambat hidup sehat. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan yang sehat dan bebas sampah. Indonesia berada di urutan negara dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia (Pratiwi, 2017). Perilaku negatif masyarakat dan kebiasaan membuang sampah sembarangan belum ditertibkan. Baik buruknya kualitas lingkungan bergantung pada bagaimana masyarakat berperilaku di dalamnya (Purba & Yunita, 2017). Saat itu, solusi yang diterapkan dalam pengelolaan sampah adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang daur ulang sampah.
Daur ulang sampah adalah proses mengambil sampah yang tidak terpakai dan mengubahnya menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Daur ulang penting karena sangat membantu dalam hal mengurangi sampah yang dibuang ke TPA dan dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Daur ulang sampah sangat penting karena dapat mengurangi banyaknya sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir, mengurangi dampak negatif sampah terhadap lingkungan, membantu melestarikan sumber daya alam yang semakin berkurang serta mengurangi emisi gas rumah kaca.
Mendaur ulang sampah anorganik, seperti kertas, plastik, logam, dan kaca memiliki banyak manfaat penting, yaitu mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas sumber dayanya. Dengan adanya daur ulang bahan-bahan anorganik dapat mengurangi eksploitasi sumber daya alam yang berharga seperti kayu, minyak dan bijih logam. Selain itu, dengan adanya program mendaur ulang sampah ini kita dapat mengurangi jumlah limbah yang harus dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan mengurangi dampak negatif pada lingkungan termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca. Serta dapat mengurangi kebutuhan akan tempat pembuangan sampah yang semakin sulit ditemui dan mengurangi risiko pencemaran tanah, air, dan udara yang terkait dengan TPA.
Dalam mendaur ulang sampah, peran pemerintah dan masyarakat sangat penting. Pemerintah dapat menawarkan insentif kepada pendaur ulang sampah, seperti memberi mereka hadiah atau keringanan pajak. Selain itu, pemerintah juga dapat mengeluarkan kebijakan untuk mendorong masyarakat dalam mendaur ulang sampah, seperti membatasi penggunaan kantong plastik. Daur ulang sampah penting karena dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Dalam mendaur ulang sampah, peran pemerintah dan masyarakat sangat penting. Oleh karena itu kita semua harus berperan aktif dalam mendaur ulang sampah untuk menjaga lingkungan dan sumber daya alam.
Beberapa jenis sampah anorganik dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi melalui proses, seperti pembakaran terkendali atau pengomposan anaerobik. Dalam proses ini, sampah diubah menjadi energi dalam bentuk listrik, panas, atau gas. Adanya program daur ulang ini dapat membuka lapangan pekerjaan, seperti industri daur ulang dalam pengumpulan, pemrosesan, dan produksi bahan daur ulang. Dengan meningkatnya permintaan bahan daur ulang, industri ini dapat menghasilkan manfaat ekonomi dan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Kemudian, mendaur ulang sampah plastik membantu mengurangi jumlah plastik yang masuk ke laut. Plastik yang tidak dapat didaur ulang dapat mencemari ekosistem laut, membahayakan biota laut, dan berdampak negatif terhadap keseimbangan ekosistem.
Mendaur ulang sampah organik seperti sisa makanan, dedaunan, dan sisa tanaman juga mempunyai manfaat penting, antara lain sampah organik dapat diubah menjadi pupuk organik melalui proses pengomposan. Pupuk organik jenis ini merupakan sumber unsur hara yang baik bagi tanaman dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Oleh karena itu, kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang dapat mencemari tanah dan air. Pupuk organik yang dihasilkan dari sampah organik memperbaiki kualitas tanah melalui peningkatan kandungan bahan organik, peningkatan daya ikat air dan peningkatan aktivitas mikroba dalam tanah. Hal ini membantu menciptakan kondisi yang lebih baik bagi tanaman untuk tumbuh dan mempertahankan pertanian yang ramah lingkungan.
Oleh karena itu, kekuatan hukum mengenai pengelolaan sampah yang dikelola masyarakat memang perlu disesuaikan dan diatur kembali. Pengaturan undang-undang pembuangan dapat bermanfaat sebagai landasan hukum bagi pengelola sampah yang tepat. Dalam pengelolaannya, sampah tidak lagi mengalir keluar dari tempat sampah. Pengolahan sampah dilakukan oleh komunitas terkait antara lain komunitas pendidikan, komunitas umum, komunitas sadar lingkungan, dan lain-lain. Para manajer ini juga harus memahami dengan jelas metode pengelolaan yang tepat serta dasar hukum pengelolaan yang tepat.