
BANJARMASIN – Program surung sintak dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) adalah upaya Pemerintah Kota Banjarmasin untuk mengubah kebiasaan masyarakat dalam memilah milih sampah. Melalui program ini DLH menargetkan untuk menghilangkan TPS di pinggir jalan.
Dengan memberdayakan paman gerobak, program ini perlahan telah diterapkan di beberapa kelurahan. “Baru sembilan kelurahan yang menjalankan surung sintak. Kami mengimbau pada kelurahan lain juga bisa menyusul. Karena ke depan TPS yang berada di pinggir jalan ataupun di depan gang akan dihilangkan,” kata Kabid Pengelolaan Sampah DLH Kota Banjarmasin, Marzuki, Rabu (3/1).
Pria yang akrab dipanggil Bang Jack ini mengatakan, program surung sintak ini harus didukung masyarakat. Mereka harus mau berlangganan dengan paman gerobak untuk mengambil sampahnya dari rumah dan mengantarkannya ke truk angkutan khusus sampah.
“Dengan cara itu maka sampah yang di gerobak langsung dimasukkan ke truk dan diantar ke TPA Basirih, sehingga TPS tak difungsikan atau ditutup,” jelasnya
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina mengungkapkan, pada 2030 mendatang mestinya tidak ada lagi Tempat Pembuangan Sementara (TPS), atau paling sedikit 50 persen sampah sudah harus terbuang langsung ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Untuk mengejar itu, perlahan program surung sintak ini dijalankan. Sebab, untuk mencari lahan baru TPS juga sangat sulit dilakukan karena mendapat penolakan warga.
“Target kita ingin menghilangkan TPS khususnya di pinggir jalan, tapi itu tidak mudah. Ditambah lagi ketika mencari lahan untuk dijadikan TPS tidak ada masyarakat mau menjual lahannya,” katanya lagi.
Maka dari itu, melalui program surung sintak diharapkan dapat menjadi solusi penanganan sampah. DLH memberdayakan paman gerobak untuk mengambil sampah langsung ke rumah warga.
Program ini, juga untuk membiasakan masyarakat memilah milih sampah dari sumbernya. “Pemilihan sampah dari masyarakat secara langsung adalah kunci dalam upaya mengurangi volume sampah yang terbuang,” ujar Ibnu Sina.
Menurutnya, pemilihan sampah itu hasil kajian pihaknya pada saat beberapa kali kunjungan ke daerah-daerah, dan ketika ikut tur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Singapura dan Tokyo, Jepang.
“Jadi memang kuncinya harus dipilah dari rumah atau sumbernya,” jelasnya.
Ke depan Pemko Banjarmasin akan coba mengajak pihak hotel, restoran, rumah makan dan sejenisnya bekerjasama dengan PALD daerah ini, untuk pengelolaan limbah yang dihasilkan. via