PARINGIN – Pemerintah Kabupaten Balangan melalui Dinas Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Balangan bakal menjadikan Bumi Sanggam sebagai sentra pembibitan ikan lokal.
Hal itu diungkapkan Plt Kepala DKP3 Kabupaten Balangan Rizkianor Fauzi, Rabu (19/10/2023). “Tahun 2024 kita sudah menganggarkan untuk pembebasan lahan untuk pembangunan Balai Benih Ikan (BBI) Satelit yang khusus memproduksi benih atau bibit ikan lokal,” katanya.
Ia menyebutkan, benih ikan yang akan dikembangkan seperti, ikan baung, ikan gabus dan ikan betok. Ikan-ikan tersebut akan dikembangkan terlebih dahulu di BBI, kemudian setelah itu, dikembangkan kembali kepada kelompok-kelompok perikanan yang ada di Kabupaten Balangan.
Upaya Kabupaten Balangan, untuk menjadi sentra pembibitan perikanan ini diharapkan mendapat dukungan semua pihak.”Mudah-mhdahan upaya untuk mewujudkan Kabupaten Balangan sebagai sentra ikan lokal mendapat dukungan dari berbagai pihak,” harapnya.
Diketahui DKP3 Kabupaten juga melaksanakan program satu juta bibit ikan. Saat ini program itu sudah mencapai 70 persen dan akan terus dilanjutkan hingga selesai.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan ikan di Kabupaten Balangan, serta guna menghidupkan sektor perikanan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Produksi TPH
Sementara untuk tanaman pangan merupakan jenis tanaman yang menjadi bahan pokok konsumsi masyarakat. Adapun jenis tanaman pangan yang paling penting dan menjadi makanan pokok masyarakat Indonesia ialah padi yang diolah menjadi beras.
Dalam hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kabupaten Balangan sampaikan mengenai peningkatan produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) tahun 2023.
Plt. Kepala DKP3 Balangan, Rizkianor Fauzi menjelaskan, bahwa saat ini Kabupaten Balangan mengalami peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura sejak dua tahun terakhir.
“Capaian kita dalam dua tahun ini sudah hampir di atas 5,6 kuintal per hektare berarti kita mengalami peningkatan,” jelasnya.
Meski dari segi produksi mengalami peningkatan, namun luasan lahan dalam lima tahun terakhir mengalami penurunan dari 29 ribu menjadi 7,9 ribu hektare.
“Dengan adanya aturan SK dari BPN tentang luas baku lahan, penyempuraan dari tata ruang sehingga saat ini luasan lahan kita hanya ada 7,9 hektare,” ujarnya.
Selain dari faktor aturan-aturan baru, Fauzi menyebut perluasan lingkungan pemukiman warga juga menjadi salah satu yang mempengaruhi penurunan luasan lahan di Kabupaten Balangan.”Kemudian perkembangan daerah kita baik itu desa, perkotaan serta untuk rumah dan industri menjadi faktor lainnya,” ujarnya.
Sehingga Fauzi menginginkan ke depan dengan luasan lahan yang ada pihaknya terus berupaya meningkatkan hasil produksi dan memaksimalkan pemanfaatan lahan.{[awir/mb03]}
