
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut adanya kemungkinan poteni berpindahnya pelanggan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax ke Pertalite karena harga naik. Diketahui, suai dengan penyesuaian harga yang dilakukan PT Pertamina per 1 Oktober 2024 harga Pertamax saat ini naik menjadi p14.000 dan harga tersebut berselisih Rp4.000 dibanding dengan Pertalite yang dipatok Rp10.000.
Direktur Jenderal Dirjen) Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengatakan bahwa kemungkinan adanya migrasi pasti ada, namun angkaa tidak banyak. “Kalo kemungkinan sih pasti ada, tapi jumlahnya kan saya kira tidak banyak,” kata Tutuka saa ditemui di Kementerian ESDM, Senin.
Terkait kenaikan harga Pertamax, Tutuka myebut bahwa hal ini terjadi karena naiknya harga minyak mentah. Namun, untuk saat ini harga untuk minyak menah tengah mengalami penurunan dan tidak akan naik terus menurus.
“Iya [dampak minyak naik] tapi kan yang mentah-mentah udah turun lagi gakan naik terus,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa penyesuaian hara ini mengacu pada rata-rata MOPS (Means of Platts Singapore) pada periode 25 Agustus 2023 hingga 24 September 223.
“Harga baru ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor [PBBKB] sebesar 5ersen seperti di wilayah DKI Jakarta,” kata Irto melalui siaran pers.
Irto menyeut bahwa dalam melakukan penyesuaian harga BBM ini, pihak Pertamina mempertimbangkan berbagai aspek di antaranya tren harg publikasi MOPS/Argus dan kurs. Hal ini dilakukan agar Pertamina tetap dapat menjamin keberlangsungan penyediaan dan penyaluran BBM hingga seluruh pelosok Indonesia.
Harga BBM Pertamina setelah alami penyesuaian per 1 Oktober 2023 Solar subsidi: Rp6.80per liter Pertalite: Rp10.000 per liter Pertamax: Rp14.000 per liter Pertamax Turbo: Rp16.60 per liter Pertamax Green 95: Rp16.000 per liter m Dexlite: Rp17.200 per liter Pertamina Dex: R17.900 per liter. bisn/mb06