ibuan Orang Ikuti Baayun Maulid

RANTAU – Panitia Baayun Maulid Masjid Keramat Banua Halat atau Masjid Al-Mukarramah Kabupaten Tapin mencatat, 3.465 orang dari Kalimantan Selatan hingga luar daerah mengikuti tradisi keagamaan tersebut.
Ketua Pelaksana Abdul Mutalib mengatakan, perayaan tersebut merupakan tradisi turun temurun leluhur sejak Islam datang di Desa Banua Halat, dan berkembang seperti sekarang dalam bahasa Suku Banjar disebut Baayun Maulid.
“Acara tahun ini peserta agak sedikit turun, namun tetap khidmat karena adanya tuan guru kita,” ujarnya, Kamis (28/9).
Menurutnya, tradisi turun temurun ini untuk menanamkan cinta terhadap Rasulullah Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam sejak dini kepada anak-anak umur nol hingga 17 tahun, dan saat ini berkembang dengan semua kalangan bisa mengikuti tradisi keagamaan tersebut.
“Sekarang berubah karena adanya nazar. Tak hanya anak-anak, juga di ikuti orang dewasa hingga lansia,” ujarnya.
Adapun jamaah termuda dan tertua yang mengikuti tradisi keagamaan itu, yakni Nabila Azzahra (tujuh hari) dan Siti Arfah (95 tahun) yang berasal dari Kabupaten Tapin. “Sedangkan yang terjauh dari Jakarta, Jawa Timur, dan Wonogiri,” ungkapnya.
Penjabat Bupati Tapin Syarifuddin mengungkapkan, acara Baayun Maulid merupakan salah satu wisata budaya religi masyarakat Kalimantan Selatan. “Kegiatan ini masuk dalam kalender event tahunan Kalimantan Selatan,” ujarnya.
Sebelumnya, Baayun Maulid pada tahun 2008 tercatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak se-Indonesia pada kegiatan budaya yang pernah ada.
Menyusul Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menetapkan Baayun Maulid mendapat penghargaan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada 2015. ant