
BANJARMASIN – Guru H Ahmad Supian Al Banjari mengungkapkan salah satu akhlak Nabi Muhammad SAW yang patut dicontoh oleh umat Islam adalah Husnudzon atau berprasangka baik dan pemurah.
Hal itu terungkap saat menyampaikan tausiah di Gema Maulid 14 malam 1445 Hijriah di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin, Minggu (24/9) malam.
“Diantaranya akhlak Nabi Muhammad SAW yang patut kita contoh sangka baik terhadap umat Nabi Muhammad SAW dan pemurah,” katanya.
Menurut Guru Supian, berprasangka baik akan menciptakan hubungan yang harmonis, sementara berburuk sangka hanya akan memicu konflik dan pertikaian.
Disampaikan, Guru Supian, saat Ibunda beliau mengandung Rasulullah SAW, tidak sedikitpun Ibunda beliau merasakan rasa sakit.
Bahkan saat akan melahirkan, beliau dikelilingi empat orang wanita mulia yaitu Siti Hawa, Sarah istri Nabi Ibrahim AS, Asyiah istri Firaun dan Maryam ibunda Nabi Isa AS.
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin mengucapkan terima kasih kepada seluruh jamaah yang berhadir.
Paman Birin mengatakan, lahirnya Nabi Muhammad SAW telah merubah dari alam kegelapan ke alam terang benderang.
Disampaikan Paman Birin, api yang tidak pernah padam hampir selama seribu tahun tiba-tiba padam dengan sendirinya. Api tersebut merupakan api sembahan orang-orang Majusi yang dianggap sebagai Tuhan.
“Api Majusi tiba-tiba padam ketika Nabi Muhammad SAW lahir ke muka bumi,” kata Paman Birin.
Menurut Paman Birin, ada beberapa hikmah yang dapat dipetik dari adanya peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, diantaranya, kembali mengingat bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan panutan.
“Jadi, sudah seharusnya kita terus berusaha meniru akhlak Rasulullah SAW untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Gema Maulid ini juga diisi dengan pembacaan Maulid Habsyi dari grup Raudhatul Anwar dari kota Rantau.
Selain dihadiri dari instansi Pemprov Kalsel, Gedung Mahligai Pancasila juga dipenuhi jamaah dari warga Desa Pesayangan Martapura.
Gema Maulid hari kesembilan dari 14 malam itu ditutup doa oleh Habib Ali Abdullah Al-Aydrus, Pimpinan Majelis Dzikir Ihya Ulumuddin Gambut. syh/adpim/ani