
BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin membuka High Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Banjarmasin, Senin (18/9) siang.
HLM dan Rakor TPID membahas strategi menjaga stabilisasi harga dan ketahanan pangan dan dihadiri Direktur Ketersediaan Pangan, Badan Pangan Nasional, Budi Waryanto, Pemimpin Wilayah Bulog Kalsel, Taufan Akib, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Kalsel, Hj Raudatul Jannah.
Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor menyatakan sangat bersyukur tingkat inflasi di Banua masih terkendali dan berada dalam tren yang melandai.
“Setelah mencapai puncaknya sebesar 7,35 persen (year-on-year) pada bulan september 2022, tingkat inflasi Kalimantan Selatan terus melandai dan menurun hingga mencapai 4,36 persen (year-on-year) pada bulan agustus 2023,” sebutnya.
Menurut Paman Birin, capaian yang sangat baik itu tentu tidak lepas dari kerja keras dan sinergitas semua yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Kita terus konsisten melakukan berbagai upaya nyata untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga pangan serta melindungi masyarakat dari dampak kenaikan harga-harga dalam bentuk operasi pasar maupun pasar murah,” katanya.
Paman Birin menekankan, pentingnya sinergi dan kolaborasi di antara seluruh anggota TPID se-Kalsel guna mengantisipasi dampak El-Nino yang memicu kenaikan harga-harga pangan, terlebih sudah ada 19 negara yang membatasi ekspor produk pangan sehingga mendorong apresiasi harga pangan di tingkat global.
Dalam arahannya, Paman Birin menekankan tiga hal yaitu integrasi data stok dan neraca pangan daerah, untuk mengecek ketersediaan pangan.
Melalui data stok ini dapat mengantisipasi kekurangan pangan disuatu daerah, dalam konteks itu pula, kita perlu mendorong agar kerja sama antardaerah (kad) terus ditingkatkan hingga ke level business to business (b-to-b) dalam rangka stabilisasi harga.
Selalu melakukan pengecekan ketersediaan stok pangan di pasar dan segera mengambil tindakan dan keputusan yang diperlukan bilamana menemui kelangkaan suatu komoditas di pasar.
Dalam konteks itu pula, juga perlu meningkatkan cadangan pangan daerah guna mengantisipasi musim kering berkepanjangan dan ketiga, optimalisasi penggunaan fiskal daerah untuk stabilisasi harga.
Disisi lain, Paman Birin juga berkomitmen menjaga ketersediaan stok pangan dengan terus mendorong inovasi di bidang pertanian dan peternakan agar lebih berkembang.
Inovasi tersebut ialah budi daya padi apung dan program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip).
“Potensi pengembangan padi apung di wilayah Kalimantan Selatan sangat tinggi, mengingat luas area rawa yang begitu besar yakni mencapai 290 ribu hektare, hal itu bisa menjadi solusi dalam mengatasi dampak el nino yang saat ini terjadi di seluruh belahan dunia,” katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan, Wahyu Pratomo mengatakan ada beberapa hal yang harus dilanjutkan yaitu sinergi dan kolaborasi kebijakan pengendalian inflasi.
Selain itu, terus mendorong inovasi dalam rangka meningkatkan produktivas pertanian serta optimalisasi peran dan fungsi masing masing instansi dalam menjaga inflasi di banua.
Pada kesempatan itu, Paman Birin menyerahkan Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah untuk sejumlah Kabupaten Kota termasuk keluarga penerima manfaat yang bersumber dari dana APBN. syh/adpim/ani