RANTAU – Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Tapin Triasmoro mengungkapkan, pihaknya akan menyalurkan bantuan berupa sarana produksi (saprodi) untuk seluruh petani yang terdampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla). “Kemungkinan bulan depan bantuan disalurkan,” ujarnya, Senin (18/9).
Berdasarkan verifikasi lapangan distan bersama kelompok tani, total Cabai Rawit Hiyung yang terdampak karhutla berjumlah 21.690 batang (Agustus-September). Jika dihitung, luas lahan yang terbakar sekitar lima hektare. “Lima hektare itu kalau dihitung, 21.690 pohon,” katanya.
Ia mengatakan, ada sebanyak 20 petani Cabai Rawit Hiyung yang nantinya mendapatkan bantuan sarana produksi berupa bibit, pupuk, hingga obat-obatan.
“Sebenarnya bantuannya berupa uang, nanti BPBD menginventarisir, menghitung, dan anggarannya nanti masuk ke dinas pertanian,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, dipilihnya saprodi ini sebagai bantuan agar roda perekonomian melalui Cabai Rawit Hiyung tepat berjalan.
Ketentuan jenis bantuan saprodi ini merupakan hasil kesepakatan bersama dengan ketua kelompok tani setempat. “Harapan pemerintah, bantuan ini benar-benar digunakan untuk keperluan Cabai Rawit Hiyung,” ucapnya.
Ia menambahkan, besaran anggaran bantuan ini masih dihitung, misal harga untuk bibit, pupuk, hingga obat-obatan tanaman.
Kehadiran pemerintah, lanjut dia, diharapkan dapat memberikan semangat bagi para petani agar tetap semangat dan berkelanjutan menanam cabai rawit terpedas di Indonesia ini.
Terpisah, Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi mengatakan, bantuan saprodi itu bisa digunakan pada siklus tanam selanjutnya.
“Kalau media tanamnya tinggi, bisa tanam bulan 11 dan paling lambat bulan empat atau lima,” ucapnya.
Akibat gagal panen ini, ia menghitung petani merugi ratusan juta rupiah dengan asumsi rata-rata per hektare di musim ini bisa produksi empat hingga lima ton dengan harga per kg Rp 45 ribu.
Namun, dengan adanya bantuan saprodi ini sudah sangat membantu para petani yang bergantung hidup pada pertanian komoditas cabai rawit. ant