
BANJARMASIN – Kota Banjarmasin mengalami inflasi tertinggi ketiga pada Agustus 2023. Meski pada bulan Mei dan Juli mengalami deflasi, namun pemko tetap harus waspada untuk mengendalikan inflasi di kota.
Beberapa daerah telah mengalami inflasi yang dipicu dari harga bahan pokok dari naiknya beras dan sayur mayur.
Melalui TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) Kota Banjarmasin, maka pemko menggelar workshop Capacity Building, di salah satu hotel, Selasa (12/9)
Kepala Bagian Ekonomi, Siane Apriliawati, menyebutkan perkembangan angka inflasi Kota Banjarmasin sepanjang tahun 2023 secara bulanan sangat baik.
Menurutnya, ada penurunan signifikan untuk inflasi bulanan, sedangkan berdasarkan tahun kalender atau year to date cenderung meningkat dari bulan Januari tercatat 0,15% hingga Agustus lalu di angka 1,50%.
Sedang untuk inflasi tahunan atau year on year, pada bulan Januari di angka 6,04% kemudian cenderung mengalami penurunan hingga 4,06% pada Juli.
“Inflasi Kota Banjarmasin ini memang di urutan ketiga tertinggi untuk bulan Agustus. Karena itu patut kita waspadai bersama agar dapat dikendalikan,” katanya.
Sementara, Wakil Walikota Banjarmasin H Arifin Noor mengungkapkan, inflasi ini merupakan permasalahan dalam sektor ekonomi yang dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Karena itu, menjaga stabilitas ekonomi daerah menjadi hal yang penting.
“Dalam pengembangan indeks harga konsumen inflasi kota Banjarmasin pada bulan Agustus, tercatat inflasi sebesar 0,02% year on year dan 1,50% year to the year,” katanya.
Menurutnya, faktor pendorong inflasi di Banjarmasin diantaranya harga ikan gabus, biaya angkutan udara, tarif gunting rambut pria, ikan peda, dan cat tembok. Sedangkan beras, bawang merah, pepaya, obat-obatan dengan resep, bahan bakar rumah, dan bahan bakar rumah tangga menjadi penahan inflasi.
Ia kemudian berharap kegiatan tersebut dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kinerja TPID Banjarmasin dan menekan laju inflasi menjadi 3%. via