
JAKARTA – Pemerintah akan melanjutkan penyaluran bantuan sosial (bansos) beras mulai awal pekan depan pada Senin, 11 September 2023.
Bansos beras diberikan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM) sebanyak 10 kilogram setiap bulan hingga November 2023. Sebagaimana diketahui, penyaluran bansos beras serupa telah dilakukan sebelumnya selama tiga bulan sejak Mei-Juli 2023. Pemerintah memandang penyaluran bansos beras tersebut efektif menstabilkan harga beras di masyarakat. “Kemarin kita perlu waktu konsolidasi data penerima dan lokasi-lokasi. Tapi, insyaallah Senin [11/9/2023)] mulai. Pak Dirut Bulog [Budi Waseso] tadi konfirmasi,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo, Kamis.
Arief meyakini dengan mengucurkan cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 640.000 ton untuk bansos bakal menstabilkan harga beras di pasaran. Adapun rata-rata harga beras secara nasional masih terpantau tinggi melampaui harga eceran tertinggi (HET). Menyitir data panel harga pangan Bapanas, rata-rata harga beras medium saat ini Rp12.620 per kilogram atau naik 0,56 persen dari harga kemarin.
Padahal HET beras medium berkisar Rp10.900 – Rp11.800 per kilogram tergantung wilayah. “Dengan itu [bansos] masuk artinya menambah suplai di masyarakat ya harusnya bisa baik,” kata Arief.
Menurut Arief nantinya akan ada sejumlah daerah yang bansos berasnya diberikan sekaligus. Terutama di wilayah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP).
Hal itu dilakukan guna efisiensi distribusi karena akses yang cukup sulit. “Misalnya 3TP di Puncak Jaya [Papua] misalnya, toh beras bisa tahan tiga bulan jadi berikan di-double,” tutur Arief. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) membenarkan rencana peluncuran penyaluran bansos beras mulai pekan depan. Wilayah pertama yang bakal disalurkan yakni Jakarta dan Bogor. Adapun ihwal jumlah bansos beras yang bakal disalurkan pada hari Senin mendatang, kata Buwas bergantung dengan kebutuhan daerah tersebut. “Kalau launching itu sudah dimulai sebesar jumlah yang dibutuhkan. Dimulainya mulai besok [Senin]. Umpamanya di Bogor dibutuhkan 30.000 ton ya sudah dimulainya pada hari itu,” kata Buwas saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Ditambahkan Arief, Pemerintah memastikan sisa kuota impor beras 400.000 ton akan rampung sebelum akhir tahun di tengah harga yang tinggi di pasar.
Dia menegaskan bahwa sisa kuota impor beras oleh Bulog harus datang sebelum 2023 berakhir. Adapun saat ini, impor beras Bulog telah terealisasi sebanyak 1,6 juta ton dari total penugasan 2 juta ton.
“Enggak boleh lebih dari 2023. Ini [impor] harus sebelum akhir tahun harus datang. Minggu ini bidding [menawar harga] mereka [Bulog],” ujar Arief.
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan sisa kuota 400.000 ton beras bakal diimpor dari sejumlah negara seperti Pakistan, Thailand, Vietnam dan Myanmar.
Selain itu, Bulog juga bakal menjajaki peluang impor beras dari Kamboja. “Dari mana saja negara untuk impor yang bisa untuk kita ambil,” tutur Buwas saat ditemui di kesempatan yang sama. Buwas menyebut ada sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan dalam membeli beras impor. Terutama faktor kualitas dan harga yang sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan Bulog. bisn/mb06