JAKARTA – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap masih ada masalah dalam proyek BUMN. Ini mengacu pada data yang diterimanya dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pria yang karib disapa Tiko ini mengatakan, masalah yang disoroti BPK ada pada proses Engineering, Procurement, dan Construction (EPC). Masalah di tahap awal ini akhirnya mempengaruhi dalam proses pengrjaan atau pengembangan proyeknya.
“Saya baru penyerahan laporan Kementerian (BUMN dari) BPK, yang diingatkan oleh BPK salah satunya adalah banyaknya case terkait EPC BUMN, di Pelindo, di Pertamina, Inalum, PLN. Banyak sekali Project kita yang di design stage-nya tidak rapi dan akhirnya menurunkan permasalahan di development stage-nya,” ujar dia di Menara BRILian, Jakarta, ditulis Minggu kemarin.
Mengaca hal itu, dia meminta setiap pengerjaan proyek selanjutnya bisa memperhatikan aspek EPC di tahap awal tadi. Termasuk, proyek Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT) atas kerja sama Pertamina International Shipping (PIS) dan Pelindo.
“Tolong nanti benar-benar siapapun yang ditunjuk sebagai kontraktor, sebagai EPC, proses perencanaan dan proses contractig yang baik jangan sampai seperti kasus-kasus di masa lalu yang banyak sekali yang bermasalah ya EPC kita,” bebernya.
Dia meminta proses kontrak diperhatikan betul. Termasuk pada sisi penghitungan kebutuhan dana sampai spesifikasi teknis. Harapannya, hal itu bisa memperbaiki sisi EPC dan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.
“Bahwa karena perencanaan dan contracting yang tidak tepat akhirnya project-nya tertunda dan akhirnya menimbulkan permasalahan hukum,” kata dia.
“Ini tolong nanti dalam contracting di Project management-nya baik secara legal, finansial dan pelaksanaan project-nya dilaksanakan sebaik-baiknya,” tegas Wamen BUMN.
Lebih lanjut, Tiko meminta setiap BUMN yang menggarap proyek bisa mengaca pada proses pembangunan smelter tembaga milik Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Menurutnya, proses EPC dalam pembangunan smelter disana menjalankan tata kelola yang baik.
“Ini salah satu base practices yang sedang kita kerjakan adalah smelter Freeport yang sedang dikerjakan di Gresik, itu termasuk yang bagus itu bisa jadi contoh di situ ada Wika dengan partner Chiyoda (Chiyoda International Indonesia) yang memang benar-benar menjalankan proses perencanaan dan implementasi project management dengan sangat rapi,” paparnya.
Tiko memandang, proyek smelter yang ditarget rampung Mei 2024 itu bisa jadi acuan dalam mengembangkan satu produk secara besar. Termasuk memperhatikan secara detail di sisi perencnaan, commercial agreement, legal agreement dan eksekusi di lapangan yang baik dan rapi. “Tolong itu dirapikan benar,” tegas Kartika Wirjoatmodjo.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo meminta Pertamina dan Pelindo bisa bergerak cepat merealisasikan kerja sama membangun Jakarta Integrated Green Terminal (JIGT). Mengingat, pembangunan ini akan mengambil lokasi di tengah laut di lahan reklamasi Pelindo. rep/mb06