
RANTAU – Seorang petani tewas usai memadamkan api yang membakar lahan Cabai Rawit Hiyung di Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Senin sore.
Staf Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tapin Zainal mengatakan, petani itu bernama Supian Suri (55) sempat menjalani perawatan di RSUD Datu Sanggul Rantau.
“Beliau sempat pingsan di lahan itu ditemukan warga, saat memadamkan api di lahan cabai rawit hiyung miliknya,” ujar Zainal.
Zainal menuturkan, petugas PMI Tapin sempat membawa Supian yang dalam kondisi pingsan, dan sesak nafas ke rumah sakit sekitar pukul 14.00 Wita.”Sempat dirawat sekitar 25 menit di rumah sakit,” ungkap Zainal.
Di rumah sakit, terang Zainal, petani ini sempat mengalami mual dan jatuh saat ke kamar mandi. “Dokter menduga meninggal karena serangan jantung,” ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran melanda lahan di Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah pada Senin siang. Saat ini, Satuan Tugas (Satgas) Karhutla masih melakukan pembasahan dan siaga.
Sementara beberapa waktu lalu, Petugas satuan tugas kebakaran lahan dan hutan (Satgas Karhutla) bersama barisan pemadam kebakaran (BPK) juga berusaha mengatasi kobaran api yang nyaris melalap Sentral Cabai Rawit Hiyung di Desa Hiyung, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.
Ketua Kelompok Tani Karya Baru Junaidi mengatakan, petugas sigap memadamkan sumber api sehingga tak ada lahan Cabai Rawit Hiyung yang terbakar.”Di area Sentral Cabai Rawit Hiyung ini ada 20 hektar lebih. Ada yang siap panen, pemeliharaan dan baru tanam,” ujar Junaidi.
Jika api menjalar ke sentral cabai terpedas di Indonesia itu, diungkapkan Junaidi, maka petani berpotensi mengalami kerugian sekitar Rp500 juta dengan perkiraan harga cabai sebesar Rp65 ribu per kilogram.an/mb03