
JAKARTA – Operasi pasar (OP) mulai digencarkan untuk menekan harga beras yang belakangan terus mengalami kenaikan. Berbeda dengan sebelumnya, beras yang dijual dalam operasi pasar kali ini adalah beras premium ukuran 5 kg seharga Rp48.500.
Harga beras medium dan premium saat ini masih berada di atas harga eceran tertinggi. Untuk beras medium, misalnya, rata-rata harga secara nasional tercatat sebesar Rp12.210 per kg berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional. Adapun HET beras medium sebesar Rp 10.900 per kg.
Jika membeli dengan harga pasar, warga harus mengeluarkan uang setidaknya Rp 61 ribu untuk beras medium 5 kg. Masih lebih mahal dibandingkan beras premium yang digelontorkan dalam operasi pasar.
Direktur Utama Bulog Budi Waseso mengatakan, Bulog akan melakukan operasi pasar lebih banyak ke beberapa titik untuk menurunkan harga beras. Namun, skema Bulog berbeda kali ini.
Dia mengatakan, Bulog memastikan operasi pasarkan menyentuh langsung masyarakat, bukan berbentuk curah yang disebar ke pedagang.
“Masyarakat kami imbau tenang dan tidak perlu panic buying. Kita terus lakukan operasi pasar dengan beras kemasan 5 kg maupun 10 kg. Kita tidak akan beri beras curah lagi, agar bisa menyentuh masyarakat,” ujar pria yang akrab disapa Buwas.
Buwas menjelaskan, beras jenis premium yang akan dijadikan barang operasi pasar oleh Bulog. Harapannya, dengan langkah ini operasi pasar juga tak mematikan para pedagang.
“Kita tak ingin mematikan pedagang, kita kan ingin harga terjangkau untuk masyarakat. Sekarang kita menyediakan beras berkualitas, beras premium walaupun harganya tetap murah,” kata Buwas.
Buwas juga mengajak pemda maupun pemprov untuk bersama-sama menjaga harga beras. Buwas menilai, untuk bisa membuat harga pangan stabil, perlu kerja sama semua pihak, terutama pemda.
“Saya berharap keaktifan dari pemda untuk mengurus ini. Semua membantu agar semua ini dapat dirasakan masyarakat. Yang celakanya itu kalau ada isu beras langka dan panic buying. Namun, saya menjamin stoknya cukup untuk menyuplai di seluruh Indonesia,” ujar Buwas.
Buwas dalam kesempatan itu memastikan ketersediaan stok beras dalam negeri. Saat ini, stok beras Bulog untuk cadangan beras pemerintah (CBP) berada di angka 1,6 juta ton.
Bulog pada tahun ini mendapatkan penugasan untuk melakukan penyerapan hingga dua juta ton. Sebanyak 1,6 juta ton stok beras yang dimiliki Bulog merupakan gabungan antara penyerapan dalam negeri dan impor.
Buwas memastikan dengan stok tersebut, kebutuhan beras masyarakat bisa dicukupi. “Jadi, jangan ada lagi isu mengatakan beras itu kurang. Bulog sudah memiliki 1,6 juta ton beras dan ini premium,” kata Buwas. bisn/mb06