JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempersiapkan rencana untuk memberikan subsidi kepada BBM jenis Pertamax (RON 92).
Rencana itu selaras dengan program pengurangan emisi, sembari perlahan meninggalkan BBM dengan nilai oktan lebih rendah yakni Pertalite (RON 90) yang penyalurannya akan dibatasi.
Pengamat Ekonomi Energi Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya menilai, pemberian subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) masih rentan dipermainkan. Berkaca terhadap penyaluran BBM bersubsidi jenis Pertalite yang kerap dinikmati konsumen tak berhak.
“Secara prinsip dan untuk kasus BBM subsidi barang rentan digunakan oleh masyarakat berpendapatan menengah atas dan atas,” ujar Berly.
Menurut dia, sudah seharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya. Sehingga itu bisa turut mengajak pengguna kelompok menengah atas secara perlahan beralih ke moda transportasi publik.
“Sudah saatnya ditransformasi menjadi subsidi orang, dimana masyatakat yang terindikasi sebagai miskin atau rentan miskin (sampai 2-3 kali garis kemiskinan) mendapatkan cash transfer rutin untuk penggunaan yang wajar. Itu sebagai bagian dari proses transisi ke public transport dan EV (tidak selamanya),” tuturnya.
Lebih lanjut, Berly turut menyoroti kepulan polusi udara di langit Jakarta dan sekitarnya. Di luar alasan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU batu bara, ia mendorong pemerintah tetap gencar mengedukasi masyarakat untuk beralih ke transportasi umum, khususnya yang ramah lingkungan.
Di sisi lain, ia juga ingin transformasi kendaraan berbahan bakar minyak menuju kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tetap dimasifkan. “Penurunan penggunaan kendaraan pribadi berjalan bertahap dan perlu waktu untuk adopsi EV,” imbuhnya.
Masih untuk mitigasi polusi, Berly mengajak Indonesia bisa beralih ke standar emisi terbaru yang telah ditetapkan Uni Eropa, dari Euro 4 menuju Euro 5 dan Euro 6.
“Jadi peningkatan kualitas BBM Indonesia yang sekarang standar Euro 4 menuju Euro 5 dan 6 perlu dilakukan secara simultan. Sehingga pembakaran di kendaraan internal combustion engine (ICE) lebih baik, dan polutannya lebih sedikit,” pungkasnya.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan rencana untuk membatasi penyaluran BBM jenis Pertalite (RON 90). Di sisi lain, pihak instansi juga berencana memberikan subsidi kepada BBM jenis Pertamax (RON 92).
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, rencana pembatasan BBM Pertalite saat ini masih di tingkat pembahasan internal. Pasalnya, keputusan itu perlu mempertimbangkan sisi teknis maupun ekonomi.
“Kita lagi bahas, lagi lihat secara teknis maupun secara regulasi dan secara keekonomian, karena kan berbeda. Tapi kami masih bahas di internal,” ujar Dadan di Bali. lp6/mb06