BANJARMASIN – Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina menyatakan bahwa temuan benda tua berupa ketel uap, yang tertanam di lokasi Langgar Al Hinduan, di kawasan siring Jalan Piere Tendean sebagai salah satu benda bernilai sejarah. Dan, ini menjadi bukti atau salah satu dokumen sejarah transportasi di Banjarmasin.
Sebelumnya, nama benda kuno berbahan besi tersebut ramai diperdebatkan. Ada yang menyebut meriam peninggalan zaman dulu. Ada pula bilang itu sambungan pipa air yang ada di kawasan Sungai Martapura.
Namun, berdasarkan hasil analisa tim ahli, benda tersebut dipastikan adalah bagian dari kapal uap zaman dulu.
“Ini hampir dipastikan oleh tim cagar budaya adalah ketel uap, untuk jenis angkutan kapal sungai bermesin uap,” ujar Walikota H Ibnu Sina saat ditemui di Balai Kota, Selasa (22/8) pagi.
Ibnu menyebut benda tersebut sebagai temuan yang sangat berharga dan luar biasa.
“Ini temuan luar biasa, artinya hal itu juga menjadi dokumen sejarah bahwa dulu adanya transportasi kapal dengan berbahan dasar batu bara dapat dilihat dari endapan hitam dari pembakaran batubara di sela dinding besi tua tersebut,” tuturnya.
Dari penemuan ini, ia berharap bisa menjadi dokumen sejarah tentang transportasi di sepanjang alur Sungai Barito dan juga di sungai Banjarmasin.
Pihak Pemko Banjarmasin berencana membersihkan benda kuno itu untuk dimuseumkan. “Bisa juga nanti diletakkan di tempat penemuannya untuk dijadikan monumen, sekaligus dibuatkan jenis angkutannya seperti apa. Nanti akan jadi semacam miniatur kapal uapnya seperti apa, dan itu menjadi sarana edukasi juga bagi masyarakat yang akan datang bahwa dulu kapal-kapal ini pernah mengarungi di sepanjang sungai Banjarmasin,” jelasnya.
Ia berharap pada temuan penggalian lebih lanjut tetap dilakukan secara hati-hati. Hal tersebut karena adanya informasi bahwa di kawasan itu juga ada ditemukan beberapa barang penyerta, baik dalam bentuk keramik maupun benda lainnya yang secara arkeologi memiliki nilai sejarah.
“Jadi kami minta kepada para karyawan dan pekerja untuk berhati-hati dalam melakukan penggalian, karna sekecil apa pun temuan yang memiliki nilai sejarah itu harus diamankan,” cetusnya. via