
JAKARTA – Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko angkat suara soal ancaman dirinya bakal dipecat dari partai, buntut dukungan terbuka kepada Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Budiman mengatakan belum bisa berbicara banyak soal kabar dirinya akan dipecat. Dia mengaku masih menunggu panggilan resmi dari partai.
“Saya belum bisa kasih komentar banyak kecuali saya sudah dipanggil secara resmi,” kata Budiman kepada cnnindonesia.com, saat dikonfirmasi, Minggu (20/8).
Menurut Budiman, prosedur pemecatan biasanya akan didahului dengan pemanggilan kepada kader yang bersangkutan. Pemanggilan itu dilakukan setelah beberapa kali surat peringatan.
Budiman tak menjawab saat ditanya apakah dirinya sudah menerima panggilan secara resmi dari partai. Meski sekitar sepekan sebelumnya, dia sempat hadir di kantor pusat PDIP untuk memberikan klarifikasi soal kabar dukungannya kepada Prabowo.
“Biasanya proses pemecatan tersebut didahului pemanggilan resmi pada kader yang akan dipecat setelah melewati beberapa tahap surat peringatan,” kata dia.
Namun begitu, sehari sebelumnya ia berharap dirinya tak dipecat usai menyatakan dukungan kepada Prabowo. Dia mengaku akan sangat sedih jika harus keluar dari partai yang ia dukung sejak masih belia.
“Saya tahu bahwa itu [sanksi pemecatan] sangat menyedihkan untuk saya. Saya bayangkan saja saya bisa berkaca-kaca,” kata dia, Sabtu (19/8).
Diketahui, ancaman sanksi pemecatan terhadap Budiman merupakan buntut deklarasi terbukanya kepada Prabowo di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (18/8). Dalam acara itu keduanya sepakat membentuk kelompok relawan Prabowo Budiman Bersatu’ atau ‘Prabu’.web
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pihaknya akan segera mengumumkan sanksi kepada salah satu kadernya yakni Budiman Sudjatmiko, sebagai buntut deklarasi dukungannya kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Menurut Hasto, Budiman memiliki dua opsi saat ini, mengundurkan diri sebagai kader atau akan dipecat. Ia menambahkan, sikap resmi partainya akan diumumkan pada Senin (21/8) oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan partai, Komaruddin Watubun.
Soal dukungan Budiman kepada Prabowo, dia menyebut partai tidak akan menolerir tindakan indisipliner seperti yang dilakukan mantan aktivis ’98 itu.
“Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan,” kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (20/8).
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman mengaku tak mau ikut campur soal kabar pemecatan Budiman oleh partainya, PDIP. Menurut dia, pihaknya tak bisa cawe-cawe soal urusan internal partai lain.
“Hal tersebut mutlak urusan internal mereka yang harus kita hormati bersama. Tidak elok kalau kami cawe-cawe urusan partai orang,” kata Habib kepada cnnindonesia.com, Minggu (20/8).
Habib juga mengaku tak mau berspekulasi soal peluang Budiman bakal bergabung dengan partainya ke depan. Dia tak mengetahui apakah sudah ada komunikasi antara Budiman dan Gerindra soal itu.
Habib menegaskan, Budiman harus terlebih dahulu resmi keluar dari partai jika hendak bergabung dengan Gerindra.
“Saya tidak mau berasumsi yang jelas kalau mengacu pada undang-undang partai politik, seseorang tidak boleh ada di dua partai,” ucap dia.
Budiman sendiri belum menjawab saat ditanya peluang dirinya bergabung dengan Gerindra jika dirinya keluar dari PDIP.