RANTAU – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Kabupaten Tapin menyatakan siap menyuplai air gratis untuk masjid yang kekurangan air, akibat aliran PDAM macet pada musim kemarau.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin Sofyan mengatakan, pengisian cadangan air di masjid bisa dilakukan apabila prioritas utama penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sudah selesai ditangani.
“Untuk masjid yang lainnya pun siap, namun setelah kami selesai menangani karhutla,” ujarnya saat mengisi air di Masjid Agung Humasa Rantau, Sabtu (19/8).
Ia menegaskan, bantuan air bersih dari BPBD Tapin tidak dikenakan biaya untuk wudhu umat muslim di masjid.
Selain itu, BPK Raha juga menyatakan siap mengirim air bersih. “Kami siap. Apabila ada pihak masjid yang ingin memberikan uang, tidak kami terima. Semuanya gratis,” ujar petugas BPK Raha Agusti usai mengisi air di Masjid Darul Falah dan Masjid Agung Humasa.
Saat ini, dua masjid di Tapin kekurangan air akibat distribusi dari PDAM Tapin macet sejak sepekan terakhir.
“Seminggu terakhir macet, kadang jalan kadang tidak. Habis cadangan, seminggu,” ujar penjaga Masjid Agung Humasa Sibawaihi.
Berikut kontak yang bisa di hubungi oleh pihak masjid apabila ingin meminta air untuk keperluan ibadah umat Muslim atau lainnya; Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tapin Sofyan (0878-1637-6333) dan Anggota BPK Raha Agusti (0812-5334-9245).
Sementara, Kepala Bagian Teknis PDAM Tapin Hairul belum bisa memberikan keterangan terkait permasalahan distribusi air yang dikeluhkan. “Mohon maaf, baiknya sama pejabat direktur,” ujarnya.
Ia menyebutkan, tersendatnya suplai air ini akibat faktor alam yakni kemarau. “Karena faktor alam dan dampak musim kemarau,” ujarnya.
Ia mengatakan, akibat siklus alam tersebut mengancam kelancaran suplai air untuk kebutuhan ribuan pelanggan PDAM Tapin, yang rata-rata mengkonsumsi air sebesar 18 meter kubik per hari. “Hingga akhir semester pertama ada 20.889 pelanggan,” ungkapnya.
Menurutnya, sumber air baku saat ini menyusut, misalnya di aliran Sungai Tapin yang permukaan air sudah turun, sedangkan di Sungai Kandang karena pasang surut.
“Permukaan air sungai sangat turun, sedangkan yang bagian bawah karena pasang surut permukaan air sungai juga sangat berpengaruh, karena saat surut air tidak masuk ke prasidementasi sehingga operasional terhenti,” jelasnya.
Hairul menambahkan, kondisi itu diperparah karena sempat ada gangguan listrik Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur.
“Dan juga dalam dua minggu terakhir ini kami ada kerusakan jaringan pipa diameter besar,” ujarnya.
Dengan kondisi itu, lanjut dia, juga memaksa PDAM Tapin berhenti beroperasi, akibatnya ribuan pelanggan kesulitan air.
“Contohnya seperti hari ini, kami mengalami kerusakan jaringan pipa diameter 12 di depan instalasi pengolahan air Bungur, dan membuat kami off beroperasi dari pukul 00.00 hingga 16.30 Wita,” pungkasnya. ant