BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Plt Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Kalsel, Hj Suparmi, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Command Center Setdaprov Kalsel di Banjarbaru, Senin (17/7) pagi.
Pada Rakor tersebut Plt Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan didampingi perwakilan dari Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Bulog Kalsel, Kadin Kalsel dan sejumlah SKPD terkait di lingkup Pemprov Kalsel.
Mendagri, Tito Karnavian meminta, daerah yang tingkat inflasinya tinggi untuk segara melakukan langkah tepat agar laju inflasi terkendali sebagaimana arahan langsung dari Presiden Joko Widodo.
Pasalnya, kata Tito, tingkat inflasi yang tinggi dapat merusak struktur ekonomi dan dapat menimbulkan ketidakstabilan harga pangan di pasaran.
“Meskipun inflasi membaik, secara nasional 3,52 persen, tetapi angka inflasi di tingkat daerah juga terjadi variasi, ada yang rendah sekali, tapi juga ada (daerah) yang tinggi, ada yang sampai 5 persen,” ujar Tito.
Melihat kondisi tersebut, Mendagri pun mengimbau agar ke depan daerah dengan tingkat inflasi rendah dapat terus dipertahankan. Sebab inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun sebaliknya inflasi yang tinggi dapat memberikan dampak negatif pada kondisi sosial ekonomi masyarakat.
“Saya minta kepada daerah yang rendah inflasinya agar terus dipertahankan dan kepada daerah yang tinggi inflasinya untuk sesegera mungkin membuat gerakan,” tegasnya.
Tito meminta kepada daerah yang mengalami inflasi tinggi agar segara mencari akar permasalahan terutama dari sisi suplai dan demand.
Sementara itu, Direktur Statistik Harga, Windhiarso Putranto mengatakan, bahwa pada minggu kedua bulan Juli ada beberapa daerah dengan angka inflasi yang tertinggi.
“Sejumlah daerah itu adalah Pulau Morotai 5,27 persen, Halmahera Utara 4,81 persen, Minahasa Utara 4,12 persen, Kepulauan Sangihe 3,95 persen, Subulussalam 3,90 persen dan Rokan Hulu 3,42 persen,” ujarnya. mfd/adpim/ani