
Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan tren kepercayaan publik terhadap sembilan lembaga negara. Dua terendah adalah dari sembilan lembaga tersebut adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan partai politik (republika.co.id 02/07/2023).
Dikutip dari Kompas.com DPR berada di urutan kedua terbawah dalam tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga. “Mohon maaf kepada anggota DPR yang terhormat, yang stabil, tapi stabilnya rendah trust publik terhadap partai politik, terhadap DPR itu masih di bawah,” kata Burhanuddin Muhtadi Peneliti Utama Survei Indikator Politik Indonesia saat memaparkan hasil survei secara online, Minggu (2/7/2023).
Ketidak percayaan masyarakat saat ini terhadap partai politik (parpol) dan DPR muncul dikarenakan kondisi realita yang ada pada kedua lembaga tersebut. Lalainya lembaga pemerintah dan parpol dalam membela kepentingan rakyat merupakan fakta yang menjadikan rakyat kecewa terhadap kinerja mereka.
Partai politik saat ini tak lain dan tak lebih hanya berfokus di pendulangan suara untuk pemilu, begitu pula calon anggota dewannya. Hampir seluruhnya memberikan janji-janji manis sesaat namun tanpa realita. Akhirnya masyarakat semakin muak dengan hal tersebut. Anggota dewan pun nyatanya tidak menjalankan amanah sebagai wakil rakyat, bahkan hanya menjalankan amanah partai dan kepentingan pribadinya.
Ditambah lagi dengan semakin merajalelanya korupsi yang dilakukan oleh para wakil rakyat ini. Ditengah himpitan ekonomi yang semakin buruk yang dirasakan oleh rakyat, mereka malah seenaknya menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Inilah fakta dan realita yang menjadikan ketidakpercaan rakyat terhadap lembaga negara semakin rendah. Namun sangat berbeda dengan fakta di masa kejayaan Islam.
Selama 14 abad Islam memimpin dengan luas wilayah hampir dua pertiga dunia nyatanya kekuasaan Islam ini mampu memberikan kesejahteraan dan keamanan bagi rakyatnya. Hal itu terbukti dengan berbagai fakta sejarah. Dimulai dengan utusan Allah SWT yaitu baginda Rasulullah SAW hingga kekuasaan Islam berakhir di Turki Utsmani. Nyatanya goresan sejarah itu masih menjadi sejarah terbaik bagi umat manusia.
Karena sejatinya hanya dengan penerapan hukum yang dibuat oleh Sang Pencipta lah yang mampu menyelesaikan bebagai persoalan manusia. Begitu pula dengan pembentukan lembaga pemerintahan dan turunannya. Jika kita kembali kepada aturan Allah SWT, maka negara akan dibangun bukan hanya dengan mengandalkan manusia yang baik dan bertakwa. Melainkan secara menyeluruh yaitu juga bersandar pada sistem yang paripurna, yaitu sistem Islam.
Hanya Islam lah yang mampu memuliakan manusia. Rakyat merupakan amanah bagi penguasa sehingga perlu di riayah (diurusi) dengan sungguh-sungguh agar hak dan kesejahteraan rakyat benar-benar bisa dirasakan. Begitu pula dengan rakyat, mereka akan taat dan percaya terhadap penguasa, dan bersama-sama dengan partai politik untuk berusaha melindungi negara. Dengan keharmonisan ini dan dengan penerapan sistem Islam yang komprehensif maka akan melahirkan kesejahteraan hakiki. Inilah tujuan dari sebuah negara.
Jadi sudah saatnya kita kembali pada sistem Islam. Karena hanya dengan penerapan sistem Islam Kaffah (menyeluruh) lah maka mampu menghasilkan aturan yang benar dengan sumber daya manusia yang amanah. Maka kepercaan publik terhadap lembaga negara bisa semakin meningkat, InsyaAllah.