BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor bersama ribuan umat Islam di Kota Banjarmasin dan sekitarnya melangsungkan Shalat Idul Adha 1444 hijriah di komplek Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Kamis (29/06).
Turut hadir bersama Ketua DPRD Provinsi Kalsel, H Supian HK, pejabat dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar dan sejumlah kepala SKPD lingkup Pemprov Kalsel.
Shalat Idul Adha yang dimulai pukul 07.30 Wita itu diimami KH Ahmad Mulkani Al-Banjari dan bertindak selaku Khatib, Prof Dr KH A Hafiz Anshari AZ, MA.
Paman Birin atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel menyampaikan selamat Idul Adha 1444 Hijriah yang saat ini dirayakan juga masyarakat muslim di dunia.
Paman Birin mengajak masyarakat muslim dapat memaknai hari raya Idul Adha dan menyambut dengan penuh kegembiraan.
Sementara itu, khatib KH A Hafiz Anshari dalam khotbahnya berjudul “Memperkokoh Ukhuwah Menyongsong Pemilu 2024” diawali dengan pesan bahwa ibadah haji memiliki hikmah yang sangat banyak, salah satunya adalah persatuan dan kesatuan umat Islam.
Para kaum muslimin yang sedang wukuf di Arafah, khusyuk dan tawadhu beribadah dengan meninggalkan simbol-simbol keduniaan.
Pesan selanjutnya, membina ukhuwah Islamiyah adalah wajib bagi setiap muslim. Menodai dan merusak ukhuwah adalah haram.
Karena itu, apabila ada orang yang mengatakan atau melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan permusuhan, pertentangan, pertengkaran atau percekcokan ia akan menanggung dosa yang amat berat dan Allah dengan keadilan-Nya, akan memberikan hukuman yang setimpal terhadap orang yang bersangkutan.
Sebaliknya, orang yang selalu berusaha menciptakan kehidupan yang rukun, aman dan damai, menjaga diri agar tidak terjadi pertengkaran dan permusuhan dimanapun berada, ia selalu menebarkan rahmah, cinta dan kasih sayang kepada sesama akan mendapatkan pahala dan anugrah besar dari Allah SWT yakni surga dengan segenap keindahannya.
Diingatkan khatib, saat ini tengah menghadapi tahun politik atau pemilu serentak 2024. Persaingan yang ketatpun terjadi, bukan saja persaingan antarpartai, tetapi juga persaingan antarcalon, persaingan antartokoh, persaingan antarpendukung, persaingan antarorganisasi dan persaingan antarkelompok.
“Dalam situasi dan kondisi seperti ini, sebagai muslim yang baik, kita harus waspada, jangan sampai terbawa arus yang dapat memecah belah umat dan merusak ukhuwah islamiyah. Kita wajib melakukan upaya untuk memperkuat dan memperkokoh Ikhuwah Islamiyah, persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Hafiz Anshari.
Mantan Ketua KPU RI itu mengajak para muslimin mejadikan Pemilu sebagai bagian dari amal ibadah yang bernilai tinggi di sisi Allah dengan memperkokoh persatuan dan kesatuan, bukan sebagai medan berbuat dosa dan maksiat serta memecah belah umat. sal/adpim/ani