
BANJARMASIN – Aksi pembajakan WhatsApp (WA) kembali terjadi. Sejumlah pengguna melaporkan di media sosial, akunnya tiba-tiba diambil alih oleh hacker untuk aksi kejahatan.
Baru-baru ini, kejadian itumenimpa Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Ahmad Alim Bachri. Pembajak (hackers) memanfaatkan nomor ponsel dan foto yang bersangkutan untuk mengambil untung, dalam penerimaan calon mahasiswa baru.
Belakangan diketahui, nomor ponsel itu bukan nomor telepon Rektor ULM yang seakan-akan menawari calon mahasiswa atau orangtua agar bisa masuk ULM.
Kejadian ini bukan hanya menimpa Rektor ULM, beberapa bulan yang lalu juga terjadi hal yang serupa, yakni menimpa Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani dan pengacara kondang Fauzan Ramon.
Bahkan, Fauzan Ramon yang juga sebagai Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Kalsel mengatakan, akibat nomor ponselnya dibajak oleh hacker, banyak teman-temannya yang jadi korban.
Dengan banyaknya korban akibat kejadian ini, ia pun meminta Polda Kalsel dalam hal ini Direktorat Kriminal Khusus segera bertindak dengan cepat untuk mengusut tuntas masalah.
“Kejadian yang menimpa saya sudah berjalan hampir 4 bulan, dan masalah ini sudah saya laporkan di Krimsus Polda Kalsel. Tapi hingga saat ini, tidak ada perkembangannya sama sekali,” ujarnya, Kamis (29/6).
Menurutnya, jika melaporkan, hasilnya harus wajib ada perkembangannya. “Apa kekurangannya, misal buktinya, saksinya, ini tidak ada sama sekali, tentu ini membuat masyarakat kecewa. Kita sangat wajar melapor ke Polda Kalsel, karena memang wilayahnya. Misal kalau kita melapor ke Mabes Polri, tentu kita tahu hukum pasti dikembalikan. Apakah Polda Kalsel tidak mampu menindaklanjuti masalah itu? Kasian masyarakat jadi korban,” tegasnya.
Ia menambahkan, kejadian ini ada kemungkinan bukan hanya terjadi padanya, Rektor ULM dan Bupati Tabalong saja. “Saya rasa banyak masyarakat yang kena, tetapi yang muncul di media massa cuma kami saja. Saya yakin selain saya yang melapor ke krimsus, juga banyak masyarakat yang melapor, tetapi pihak krimsus belum satu pun berhasil mengungkap kasus ini. Bisa jadi alat cyber-nya lebih canggih milik para hacker,” ucapnya.
Ia berharap, kasus seperti ini agar secepatnya bisa selesai diusut, karena banyak masyarakat yang dirugikan para hacker tersebut. “Sehingga jangan dibiarkan. Karena ini merupakan pekerjaan mereka, dan mereka mencari momen yang tepat seperti penerimaan mahasiswa, pilkada dan lainnya,” pungkasnya. jjr