BANJARBARU – Stasiun Meteorologi (Stamet) Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kalimantan Selatan (BMKG Kalsel) mengingatkan masyarakat menggunakan masker akibat kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kota Banjarbaru.
“Perlu diwaspadai sepekan ke depan kabut asap akibat karhutla masih menjadi ancaman di Banjabaru sekitarnya,” kata Prakirawan Stamet Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin BMKG Kalsel Utari Randiana, Sabtu (24/6) malam.
Berdasarkan pantauan BMKG, ia menyebutkan kualitas udara di Banjarbaru berada pada ambang batas sangat tidak sehat, yakni 150,5 – 250,4 P pada Sabtu dini hari pukul 02.00 hingga 07.00 Wita.
“Kurangi aktivitas membakar sampah, dan berhati-hati berkendara saat jarak pandang terbatas,” ucapnya.
Sementara, berdasarkan konsentrasi partikulat PM2.5, kualitas udara termasuk kategori kualitas udara baik berada pada angka 0-20, sedangkan kualitas udara sedang kisaran 20-50, kemudian untuk kualitas tidak sehat berada di atas angka 50 hingga 150.
Utari menjelaskan, 150 hingga 250 merupakan angka kualitas udara kategori sangat tidak sehat. Pada Sabtu pukul 07.00 Wita, kualitas udara di sekitar Bandara Syamsudin Noor sudah mulai menurun pada angka 100, dan kembali normal sekitar pukul 08.00-10.00 Wita.
Ia mengungkapkan, fenomena kabut asap masih melanda Banjarbaru, sehingga prakiraan kualitas udara sewaktu-waktu dapat berubah akibat karhutla yang masih menjadi permasalahan di Kalsel.
Ia menyampaikan, terkait penanganan karhutla di Kalsel, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka pencegahan dini bencana kabut asap.
Utari juga mengatakanm, wilayah Bandara Syamsudin Noor turut mengalami dampak dari kabut asap berupa penurunan jarak pandang, yang sewaktu-waktu dapat mempengaruhi jadwal penerbangan.
Ia memperkirakan cuaca di Banjarbaru akan cerah berawan dan terdapat juga potensi hujan ringan secara lokal selama sepekan mendatang. ant