BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mempersiapkan diri menjadi tuan rumah pelaksana Temu Karya Taman Budaya se-Kalimantan yang dijadwalkan pada Agustus 2023.
Kepala Tanam Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Suharyanti di Banjarmasin, Senin, menyampaikan Kalsel siap memeriahkan gelar Temu Karya Taman Budaya se-Kalimantan ini dengan beragam pertunjukan seni dan budaya.
Sebagai tempat pertama kali dilangsungkan Temu Karya Taman Budaya se-Kalimantan, ujar Suharyanti, Kalsel sebagai tuan rumah pelaksana, maka mempersiapkan diri sebaik mungkin agar berlangsung meriah, lancar dan penuh manfaat bagi kelangsungan seni budaya di Tanah Borneo.
“Kita sangat bersyukur Kalsel dipercaya oleh keempat provinsi lain untuk menjadi tuan rumah Temu Karya ini, nantinya para seniman semua provinsi di Pulau Kalimantan akan berkunjung dan menampilkan pagelaran,” paparnya.
Dia pun menerangkan kegiatan akan dilaksanakan selama satu pekan dengan menyelenggarakan beberapa kegiatan seperti pagelaran seni di halaman Taman Budaya Kalsel di Kota Banjarmasin. “Selain itu akan ada pawai budaya,” ucap Suharyanti.
Tidak hanya terkait seni budaya, ungkap Suharyanti, dalam penyelenggaraan ini juga dipersiapkan bazar usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Ini merupakan salah satu cara dalam mengenalkan produk daerah kita kepada para peserta dan wisatawan,” ucapnya.
Sementara itu, untuk konsep pagelaran, tutur Suharyanti, dipersiapkan penampilan ragam tari dayak dari seluruh Kalimantan.
“Karena kita pulau Kalimantan terkenal dengan budaya Dayak, maka nanti akan akan ditampilkan keanekaragaman budaya dari dari setiap provinsi,” tuturnya.
Hal itu tentunya sangat menarik, ucap Suharyanti, karena setiap provinsi memiliki ciri khas dengan beragam bentuk budaya Dayak yang ada. “Kalsel untuk ragam budaya Dayak ini menggandeng seniman dari Kabupaten Tabalong,” tuturnya.
Dia pun berharap kegiatan ini tidak ada kendala selama kegiatan Temu Karya Taman Budaya se-Kalimantan.
“Karena kegiatan ini menjadi salah satu ajang silaturahmi antar insan serta menjadi sarana dalam mengangkat dan menjaga eksistensi seni budaya yang ada di Pulau Kalimantan,” ungkap Suharyanti. an/ani
