BANJARMASIN – Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Banjarmasin Dr H Muhammad Tambrin menyampaikan, Embarkasi Banjarmasin telah memberangkatkan hampir 4.000 jamaah calon haji (JCH) ke Tanah Suci Makkah dan Madinah, Arab Saudi. “Semua tergabung pada 12 Kloter yang telah diberangkatkan,” ujarnya, Kamis (15/6).
Jika dihitung satu kloter sebanyak 328 jamaah calon haji berserta petugas haji, maka 3.927 jamaah sudah berada di Tanah Suci hingga saat ini.
“Hari ini kita berangkat lagi Kloter ke-13, sesuai jadwal pada pukul 16.55 Wita dari Bandara Internasional Syamsuddin Noor,” katanya.
Ia mengatakan, jamaah calon haji Kloter 13 ini gabungan dari Kabupaten Balangan, Tabalong, dan Kota Banjarmasin.
“Dengan keberangkatan Kloter ke-13 ini, maka tinggal 4 kloter lagi, yakni 17 Kloter yang diberangkatkan Embarkasi Banjarmasin pada musim haji tahun 2023 ini,” ujarnya.
Adapun jumlah JCH Embarkasi Banjarmasin yang dijadwalkan berangkat pada 2023 tahun ini sebanyak 5.430 orang, dengan rincian dari Kalsel sebanyak 3.818 orang dan Kalteng mencapai 1.590 orang. “Belum termasuk kuota tambahan untuk Kalsel sebanyak 113 orang,” ucap Tambrin.
Dalam setiap pelepasan keberangkatan, ia selalu mengingatkan jamaah calon haji untuk mengurangi aktivitas yang tidak perlu agar tenaga tidak terkuras, dan menyiapkan tenaga untuk puncak haji atau menyelesaikan Armuzna.
Tambrin juga terus berpesan kepada ketua rombongan, regu, dan pembimbing ibadah agar selalu mengingatkan jamaah untuk mengurangi aktivitas yang kurang perlu.
Ia juga berpesan agar JCH saat di Tanah Suci memperbanyak minum air putih sesuai dengan petunjuk dokter kloter.
“Walaupun tidak haus tetap minum seteguk dua teguk, karena saat ini suhu di Arab Saudi sangat panas. Apalagi pada jam 10 pagi ke atas suhu mencapai 40 derajat celcius,” ujarnya.
Kepada ketua kloter dan dokter kloter, Tambrin meminta untuk selalu berkoordinasi dengan ketua rombongan dan regu dalam memberikan pelayanan kepada jamaah haji.
“Berikan pelayanan yang terbaik kepada jemaah haji, utama jemaah yang uzur, lanjut usia (Lansia), dan resiko tinggi (Resti),” pungkasnya. ant