Salahi Prosedur Konferwil IX NU Dihentikan, Syaifulah Tamliha : Nama Besar NU Dipertaruhkan
AMUNTAI – Salah seorang kandidat calon Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama (NU) Kalsel periode 2023-2028, Syaifullah Tamliha angkat bicara terkait penundaan Konferensi Wilayah (Konferwil) IX NU Kalsel yang digelar di Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai.
Penundaan ajang forum tertinggi pengambilan keputusan ormas Islam terbesar di Kalsel ini dikabarkan merupakan perintah dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), karena diduga ditemukan adanya kesalahan prosedur yang dilakukan oleh panitia.
Calon Kuat Ketua Tanfizdiah ini sangat menyayangkan ditunda atau dihentikannya pelaksanaan Sidang Konferwil IX yang berlamgsung di Ponpes (Rakha) Amuntai HSU oleh PBNU ini.
” Sebenarnya pelaksanaan sidang dalam konferwil ini tidak perlu dibubarkan, karena ini taruhannya nama besar NU,” ujarnya kepada awak media, di Amuntai, Sabtu (10/6).
Karena yang hadir dalam pelaksanaan Konferwil ini tidak hanya dari intern NU, namun juga ada organisasi islam lainnya yang menyaksikan langsung jalannya konferwil.
NU ini kan beber Syaifullah, merupakan Organisasi Islam yang besar, tentu sudah mempunyai Ad/rt, memiliki petunjuk pelaksanaan organisasi dan kalau itu sudah dipenuhi tidak perlu dibubarkan.
Penyebab ditunda atau dibubarkannya pelaksanaan konferwil ini sendiri dikarenakan surat mandat ahlul haili wal aqdi (ahwa) tidak diterima oleh panitia paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan konferwil.
” Yang jadi pertanyaan, kenapa panitia pelaksana atau pun perwakilan PBNU yang datang ke Konferwil tidak meneliti terlebih dahulu sebelum konferwil dimulai,” ujarnya.
Dan kenapa juga panitia pelaksana tidak memberitahukan kepada pengurus PCNU untuk membawa surat mandat Ahwa tersebut.
Syaifullah menegaskan dirinya tidak merasa dirugikan dengan ditundanya Konferwil IX NU Kalsel di Ponpes Rakha Amuntai ini.
Meski Konferwil NU Kalsel ditunda, tentu mandat dari PCNU tidak akan berubah. Yang dirugikan malah nama besar NU,” pungkas Syaifullah.
Untuk diketahui, jelang puncak penyaringan dan pemilihan calon Ketua NU Kalsel, hanya ada dua kandidat yang bakal berlaga. Dari kubu petahana adalah KH Abdul Hasib Salim (anggota DPRD Kalsel dari Fraksi PDI Perjuangan) untuk posisi Ketua Tanfidziyah PWNU Kalsel, sedangkan Rais Syuriah NU Kalsel masih dipercayakan kepada KH Muhammad Ramli asal Alabio.
Sementara, kubu penantang; Syaifullah Tamliha bertandem Pimpinan Ponpes Darussalam Martapura, Dr KH Muhammad Husein yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banjar sebagai calon Rais Syuriah PWNU Kalsel.
Untuk diketahui, dalam Konferwil IX NU Kalsel ini ada 15 suara yang akan diperebutkan dalam sistem pemungutan suara (voting) oleh para kandidat ketua.
Para pemilik 15 suara itu adalah PCNU Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Barito Kuala (Batola), Tapin, Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Selatan (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), Tabalong, Balangan, Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru dan dua cabang istimewa; PCNU Alabio dan Kelua.(tal).