
KANDANGAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Hulu Sungai Selatan (HSS) mengimbau untuk waspada dalam kesiapsiagaan menghadapi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten setempat.
“Kasus DBD sampai dengan tanggal 4 Mei 2023 telah mencatatkan 58 kasus,” kata Kepala Dinkes HSS Hj Siti Zainab, Sabtu (6/5).
Ia menjelaskan, dinkes telah mengeluarkan edaran tentang kesiapsiagaan potensi kenaikan DBD, serta dengan imbauan berupa Surat Edaran (SE) Bupati HSS tentang upaya penanganan DBD.
Pihaknya mengimbau masyarakat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (menguras, menutup dan mengubur), plus mendaur ulang atau memanfaatkan barang serta menggunakan obat antinyamuk.
Selain itu, juga mengaktifkan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik) untuk memantau jentik nyamuk yang ada di rumah-rumah, serta mengkaji faktor risiko akan potensi adanya DBD di lingkungan sekitar.
Kabid Kesehatan Masyarakat dan Sistem Informasi Kesehatan (Kesmas dan SIK) Dinkes HSS Daru Priyanto menambahkan, dari 58 kasus DBD di Bumi Rakat Mufakat, tidak sampai ada korban jiwa.
“Tidak ada laporan yang meninggal dunia akibat DBD, dan angka kasusnya di Kabupaten HSS hingga memasuki bulan kelima tahun ini dipastikan meningkat,” ujar Daru.
Sementara, untuk penanganan kasus stunting, Zainab kembali menjelaskan, saat ini dilakukan dengan dua model penanganan, baik intervensi spesifik maupun sensitif.
“Untuk intervensi spesifik, kami dari dinkes secara spesifik melakukan intensif dimulai dari remaja putri dengan pemberian tablet tambah darah, saat ia menikah memeriksakan dirinya ke puskesmas dengan imunisasi,” ujarnya.
Kemudian, lanjut dia, saat perempuan hamil agar memeriksakan kehamilan dan melahirkan di fasilitas kesehatan, anaknya harus dibawa ke posyandu, mendapatkan imunisasi, serta diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif.
Selain itu, untuk anak sekolah dilakukan pemeriksaan secara berkala di sekolahnya, serta ada juga upaya yang dilakukan dengan pemberian makan tambahan. ant