
BANJARMASIN – Direktur Bank Sampah Induk Kota Banjarmasin Fathurrahman mengatakan, keberadaan bank sampah yang menjamur di Kota Banjarmasin, dimaksudkan untuk menciptakan kota ini menjadi sebuah kota yang bersih.
Fathurrahman mengakui, kota ini memang masih terbilang kotor lantaran masih berserakannya sampah di mana-mana, terutama sampah plastik.
“Hal itu terjadi lantaran mindset sebagian warga kota yang berjuluk Kota Seribu Sungai ini belum mengerti betul artinya sebuah kota yang bersih yang sehat,” ujarnya di Banjarmasin, Minggu (7/5).
Sebagian warga masih belum mengerti bahwa sampah yang dibuang percuma jika dikelola dengan baik justru menghasilkan uang untuk menambah ekonomi keluarga.
Oleh karena itu, lanjut dia, keberadaan bank sampah sebenarnya selain ikut berkiprah membersihkan kota sekaligus sebagai media edukasi bagi warga betapa pentingnya sampah bagi kehidupan asalkan dikelola dengan baik.
Seperti sampah organik bisa menjadi pupuk organik yang mahal harganya, kemudian sampah lainnya jika dipilah-pilah bisa menjadi barang yang bisa didaur ulang dan harganya cukup menjanjikan.
Bank sampah sebagian besar menampung sampah daur ulang,seperti botol plastik, kresek, kemasan air mineral, sachet, dan aneka plastik lainnya.
Juga sampah elektronik, sampah besi, tembaga dan bahan logam lainnya, di samping sampah yang terbuat dari kaca. yang juga bisa dijual menambah ekonomi warga.
Bank sampah induk berperan melakukan kerjasama dengan bank-bank sampah yang ada di Banjarmasin, baik yang ada di sekolah, rumah sakit, supermarket, atau bank sampah yang ada di beberapa lokasi permukiman.
Sampah-sampah tersebut, khususnya plastik, melalui alat di bank sampah dipres kemudian dikirim ke Jawa untuk menjadi butiran plastik yang siap diolah lagi menjadi barang plastik.
“Tak kurang dari delapan ton sampah plastik yang dikirim ke Jawa dalam setiap bulan,” kata Fathurrahman, yang juga mantan ketua PWI Kalsel tersebut. ant