Selasa, Juni 17, 2025
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper
No Result
View All Result
Mata Banua Online
No Result
View All Result

Dewan Minta Batasi Masuknya Sapi Luar Daerah

by matabanua
2 Mei 2023
in DPRD Kalsel
0
D:\2023\Mei 2023\3 Mei 2023\5\hal 5\Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Imam Suprastowo saat memimpin rapat rapat Pansus II LKPj.jpeg
KETUA Komisi II DPRD Provinsi Kalsel Imam Suprastowo saat memimpin rapat Pansus II LKPj Kepala Daerah Tahun Anggaran 2022 bersama SKPD terkait di lingkungan pemprov. (foto:mb/rds)

 

BANJARMASIN – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan diminta membatasi masuknya sapi dari luar, karena dapat merusak harga daging sapi lokal. Jadi, lebih baik memberdayakan peternak sapi lokal yang ada di banua ini.

Artikel Lainnya

D:\2025\Juni 2025\17 Juni 2025\2\3.jpg

Pansus I Berharap Perda Pemberdayaan Ormas Bisa Jadi Jawaban

16 Juni 2025
PKB Menggelar Tournamen Mobile Legend

PKB Menggelar Tournamen Mobile Legend

15 Juni 2025
Load More

Hal tersebut disampaikan, Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan Imam Suprastowo yang juga Ketua Pansus II Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Kepala Daerah tahun Anggaran 2022.

Ia mengatakan, ketersediaan sapi di Kalsel sudah membaik. Banyak anakan yang diternakkan di kebun-kebun sawit. “Cuma kita harus melakukan pembatasan sapi yang masuk ke Kalsel, agar tidak merusak daging sapi lokal,” ujar Imam di sela rapat Pansus II LKPj Kepala Daerah tahun anggaran 2022, yang dihadiri SKPD terkait di lingkungan Pemprov Kalsel di gedung DPRD Kalsel di Banjarmasin, Selasa (2/5) siang.

Menurutnya, di Kalsel kebanyakan sapi dipelihara di rumahan, sedangkan di luar itu sapi lepas. Sedang Program Siska Ku Intip Kalsel adalah sapi yang dilepas di kebun sawit dengan biaya murah, cuma untuk sekarang belum memungkinkan penurunan harga daging dengan mendatangkan sapi luar.

“Karenanya nanti keberadaan sapi-sapi dari lokal itu menjadi masalah. Kita harus tetap membatasi sapi yang didatangkan dari luar, tidak hanya mencegah masuknya virus dan penyakit, tapi juga untuk melindungi peternak sapi lokal,” jelasnya.

Sapi lokal di banua ini kebanyakan didatangkan dari Madura, NTT dan NTB. Peternakan sapi di Kalsel sudah membaik dengan menekan biaya produksi, kalau itu dilakukan di rumahan dengan mencari rumput biaya pemeliharaan tinggi, tapi kalau dilepas di kebun sawit akan menurunkan biaya produksinya.

Paling banyak peternakan sapi di banua ini ada di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu karena ada kebun sawitnya. Kalau di Kabupaten Batola karena ada rawanya, potensi kecelakaan terhadap sapi cukup tinggi.

“Imbauan saya kesehatan sapi harus dijaga dan dirawat oleh peternaknya masing-masing. Meskipun penyakit gigi dan kuku sudah tidak ada, harus tetap dijaga agar tidak terjadi lonjakan seperti sebelumnya,” katanya. rds

 

 

Tags: Imam SuprastowoKetua Komisi II DPRD Provinsi KalselPansus II LKPj
ShareTweetShare

Search

No Result
View All Result

Jl. Lingkar Dalam Selatan No. 87 RT. 32 Pekapuran Raya Banjarmasin 70234

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA

No Result
View All Result
  • Headlines
  • Indonesiana
  • Pemprov Kalsel
  • Bank Kalsel
  • DPRD Kalsel
  • Banjarmasin
  • Daerah
    • Martapura
    • Tapin
    • Hulu Sungai Utara
    • Balangan
    • Tabalong
    • Tanah Laut
    • Tanah Bumbu
    • Kotabaru
  • Ekonomi Bisnis
  • Ragam
    • Pentas
    • Sport
    • Lintas
    • Mozaik
    • Opini
    • Foto
  • E-paper

© 2022 PT. CAHAYA MEDIA UTAMA